Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Tiga Minggu Sebelum Krisis, Sel Kanker Ibu Ani Menurun Tajam

Kompas.com - 02/06/2019, 00:49 WIB
Kristian Erdianto,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan bahwa tiga minggu sebelum wafat, kondisi istrinya, Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, sempat membaik.

Saat itu, Ibu Ani masih dirawat di National University Hospital (NUH), Singapura.

Bahkan pihak keluarga memiliki harapan Ibu Ani dapat sembuh dari penyakit kanker darah yang diderita.

"Banyak yang bertanya kepada saya, Pak SBY kemarin ada tayangan di medsos bahwa Ibu Ani sudah kelihatan makin baik perkembangannya," ujar SBY saat bercerita di depan Presiden Joko Widodo, Presiden ketiga RI BJ Habibie dan sejumlah tamu yang datang melayat di kediaman Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2019) malam.

"Benar, sekitar tiga minggu sebelum ada krisis ini sebetulnya perkembangannya positif. Bahkan kami punya harapan Insya Allah bisa disembuhkan," tambah SBY.

Baca juga: SBY Menangis Saat Menyalami Kerabat di Rumah Duka di Cikeas

Menurut SBY, saat itu dokter yang merawat Ibu Ani mengatakan, sel-sel kanker dalam tubuh menurun secara tajam.

Namun, tiga hari yang lalu, sel-sel kanker yang tadinya sudah dilumpuhkan, kembali meningkat secara tajam.

Sehingga, tim dokter merasa kewalahan saat melakukan penanganan medis dan Ibu Ani harus masuk ke ICU untuk mendapatkan perawatan khusus.

Baca juga: Angkat Peti Jenazah Ani Yudhoyono, Tangis AHY dan Ibas Pecah

"Dan memang dokter mengatkan sel-sel kanker dalam tubuh menurun secara tajam. Itulah yang membuat kami bersyukur dan berharap agar penyakit kanker darah Ibu Ani bisa disembuhkan," kata SBY.

"Namun Allah menetapkan lain. Tiga hari yang lalu, ada sebutlah krisis, tiba-tiba ada ledakan dari sel-sel kanker yang tadinya sudah dilumpuhkan itu meningkat dengan sangat tajam sehingga tim dokter kewalahan sehingga masuk ICU dengan perlakuan khusus," tutur Ketua Umum Partai Demokrat itu.

Ibu Ani Yudhoyono tutup usia setelah berjuang melawan kanker darah di NUH, Sabtu pukul 11.50 waktu setempat. Ibu Ani dirawat di rumah sakit tersebut sejak 2 Februari 2019.

Rencananya, jenazah Ani Yudhoyono akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Jakarta, pada Minggu (2/6/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com