Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPI Tegur Tiga Program Sahur yang Tampilkan Goyangan dan "Bullying"

Kompas.com - 29/05/2019, 10:26 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengingatkan seluruh program siaran variety show Ramadhan untuk meniadakan muatan yang tidak sepatutnya. Misalnya goyangan, bullying, dan gimik yang berlebihan.

Melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com Rabu (29/5/2019) pagi, KPI telah mengamati dan mendapat laporan adanya tiga program sahur di televisi yang dinilai memuat konten-konten yang bersifat eksploitatif.

Contoh konkret gimik berlebihan dalam program-program sahur itu adalah memasukkan cabai ke dalam hidung, memeraskan air lemon ke mulut, mencoret-coret wajah, mencaci maki, dan sebagainya.

Ketiga program itu adalah "Sahurnya Pesbukers" (ANTV), "Saur Seger" (Trans7), dan "Gado-Gado Sahur" (Trans TV).

Jika peringatan ini dihiraukan, KPI akan memberlakukan sanksi tegas berupa penghentian program siaran yang bersangkutan.

Baca juga: KPI Minta Lembaga Penyiaran Redakan Suasana Pasca-Penetapan Hasil Pemilu

Dalam melakukan pengawasan program-program siaran Ramadhan, beberapa tahun ini KPI telah bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

MUI kerap memberikan masukan kepada KPI untuk menindak tayangan yang dimaksud karena adanya hal-hal yang kurang pantas untuk ditayangkan, terlebih di bulan suci Ramadhan.

Komisioner KPI bidang Isi Siaran, Nuning Rodiyah mengucapkan terima kasih kepada MUI untuk peran aktifnya selama ini turut mengawasi program siaran saat bulan Ramadhan.

"Kami berterima kasih kepada MUI yang telah memberi kami masukan untuk mengambil tindakan terhadap tayangan yang dimaksud. Kami pun telah menemukan hal-hal yang tidak pantas ditayangkan dalam siaran tersebut dan untuk itu kami telah mengambil tindakan  untuk program tersebut," kata Nuning, Rabu (29/5/2019).

KPI bersama MUI juga melakukan langkah strategis guna meminimalisasi muatan yang tidak pantas tersebut dengan mengarahkan lembaga penyiaran untuk tidak menayangkan program dengan konten serupa di Ramadhan berikutnya.

Baca juga: KPI Minta Stasiun Televisi Stop Penayangan Iklan Hago, Ini Alasannya

Tak hanya itu, KPI juga meminta masyarakat untuk tidak mendukung program yang berisi konten-konten tidak pantas, dengan cara tidak menontonnya. 

Begitu juga dengan pihak pengiklan, KPI menyarankan mereka untuk tidak memasukkan produknya di program-program acara yang tidak mendidik sebagaimana disebutkan.

Saat dimintai keterangan lebih lanjut, Nuning mengaku tindakan yang diberikan kepada program-program televisi tersebut bukan baru dilakukan setelah ada masukan dari KPI dan memasuki akhir Ramadhan.

"Tidak... tindakan yang telah diberikan kepada program siaran telah dilakukan sebelum ada masukan dari MUI," ujarnya.

Hal itu karena tidak hanya MUI yang memberikan masukan, tetapi juga banyaknya masyarakat yang mengadukan temuan mereka atas muatan program televisi yang dinilai sangat tidak mendidik dan tidak layak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com