Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Hunneman
Mantan Aktivis 1998

Sekretaris Jenderal Forum Nasional Bhinneka Tunggal Ika | Mantan Aktivis 1998

People Power dan Jiwa Besar Elite Politik

Kompas.com - 15/05/2019, 16:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Mungkin sudah tidak banyak ingat bahwa Mr Assaat pernah menjadi Presiden RI, meski dalam periode yang singkat.

Segera setelah Belanda mengakui kedaulatan pada RI pada 27 Desember 1949, Soekarno dilantik sebagai Presiden RIS (Republik Indonesia Serikat), dengan berkedudukan di Jakarta.

Sementara untuk mengisi “lowongnya” posisi Presiden RI, ditunjuklah Mr Assat, dengan kedudukan tetap di Yogyakarta.

Salah satu jejak pemerintahan (Presiden) Assaat di Yogya adalah pendirian UGM, sebuah perguruan tinggi terkemuka di Tanah Air.

Setelah RIS bubar pada 17 Agustus 1950, selesai pula jabatan Mr Assaat sebagai Presiden RI, dan Soekarno kembali menjadi Presiden RI definitif. Jadi periodenya memang terbilang singkat, sekitar tujuh bulan.

Pelajaran yang bisa dipetik dari Mr Assaat adalah, bahwa jabatan presiden, bukanlah segalanya, setiap orang bisa memberi sumbangsih pada rakyat, dengan cara masing-masing, tidak harus melalui lembaga Negara, entah itu menteri, bahkan presiden sekalipun. Meski pada Kabinet Natsir (1950-1951), Mr Assaat diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri.

Kita belum pernah mendengar Mr Assaat (termasuk anak-cucunya) melakukan gugatan atau protes pada pemerintah, sehubungan dengan kurang diakuinya beliau sebagai mantan Presiden.

Memang Mr Assaat kemudian sempat terlibat dalam gerakan PRRI tahun 1950-an, namun hal itu tidak mengurangi hak sejarah beliau sebagai mantan Presiden.

Kita bisa mengambil hikmah dari sikap legawa Mr Assaat, atau bapak bangsa yang lain, sebagai panduan melangkah ke depan.

Bangsa ini bergerak maju, bukan malah mundur ke belakang menuju era kegelapan, seperti masa Orde Baru dulu, yang hanya bisa diruntuhkan dengan people power, sebuah aliansi besar antara gerakan mahasiswa 1998 dan rakyat. (Taufan Hunneman, Sekretaris Jenderal Forum Nasional Bhinneka Tunggal Ika dan Mantan Aktivis 1998)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com