Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Politik Uang Masif di Pilpres, Sandiaga Akui Sulit Cari Buktinya

Kompas.com - 14/05/2019, 20:35 WIB
Ihsanuddin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menyebut politik uang masif pada Pemilihan Ppresiden 2019.

Namun, di sisi lain, Sandiaga mengaku praktik politik uang ini sulit untuk dibuktikan.

Hal tersebut disampaikan Sandiaga saat berpidato di acara 'mengungkap fakta-fakta kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (14/5/2019).

"Kami juga mencium politik uang yang sangat tajam. Salah satu orang penting tim kampanye nasional pasangan calon 01 tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dengan barang bukti ratusan ribu amplop berisi uang. Diketahui amplop itu akan digunakan untuk serangan fajar," kata Sandiaga.

Baca juga: TKN: Seharusnya Prabowo-Sandiaga Malu kepada Rakyat

 

"Ini adalah puncak gunung es politik uang yang kelak mencederai demokrasi kita, betul?" sambung Sandiaga.

Sandiaga tak menyebut siapa sosok yang ia maksud. Namun sebelumnya KPK menangkap politisi Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso dengan barang bukti 400.000 amplop berisi uang.

Kendati demikian, hingga kini sidang kasus yang menjerat Bowo Sidik belum dilakukan.

Selain menyinggung kasus itu, Sandiaga juga mengaku pihaknya mendapat laporan mengenai praktik politik uang di berbagai penjuru Tanah Air, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Bahkan, ia menuding aparat pemerintah dan keamanan turut terlibat.

"Masyarakat disuguhi banyak cerita, bagaimana gelombang tsunami amplop politik uang yang dikawal oleh aparat pemerintah, bahkan aparat keamanan, telah menghancurkan sendi-sendi demokrasi kita," kata Sandi.

Baca juga: Sandiaga Singgung soal Politik Uang pada Acara Ungkap Kecurangan Pemilu

Menurut Sandiaga, praktik politik uang telah membuat rakyat sebagai pemilik kedaulatan dibuat terlena.

"Di sana sini kami mendengar laporan bagaimana kepala desa kepala pemerintahan dipaksa menggerakkan (aparat) pemerintah untuk memilih paslon tertentu dengan ancaman tindakan hukum," tambah dia.

Kendati demikian, Sandiaga mengakui berbagai praktik kecurangan itu sulit dibuktikan.

Pada acara itu, tim BPN juga tidak memaparkan bukti-bukti terkait politik uang seperti yang disinggung Sandiaga.

Baca juga: BPN Prabowo-Sandiaga Bakal Ungkap Kecurangan Pilpres, Ini Tanggapan Bawaslu

Tim teknis BPN hanya menyampaikan pemaparan mengenai berbagai kecurangan permasalahan daftar pemilih tetap fiktif, politik uang, penggunaan aparat, surat suara tercoblos hingga salah hitung di website KPU.

"Kami harus akui mencari bukti praktik politik uang ini bukanlah hal yang mudah. Tapi marilah kita jujur mengakui bahwa praktik-praktik kotor ini memang terjadi. Betul? Bukan hanya di satu tempat tetapi di banyak tempat," kata dia disambut riuh para pendukung yang hadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

MK Putus 207 Sengketa Pileg Hari Ini hingga Besok

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com