Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penangkapan Terduga Teroris JAD Lampung, Kelompok Terstruktur yang Diawasi Ketat Polri

Kompas.com - 07/05/2019, 06:35 WIB
Christoforus Ristianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap delapan terduga teroris yang tergabung dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung.

Mereka tertangkap di tiga tempat berbeda, yakni di Bekasi, Tegal, dan Bitung.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Dedi Prasetyo menyatakan, JAD Lampung merupakan kelompok teroris di Indonesia yang terstruktur.

Baca juga: Terduga Teroris Meledakkan Diri di Bekasi, Warga: Suaranya kayak Kembang Api

Artinya, kelompok ini sangat kuat dan harus mendapatkan pengawasan secara ketat oleh Polri.

Berikut sejumlah fakta yang terkait penangkapan kelompok JAD Lampung

1. Delapan Terduga Teroris

Dedi menyatakan, Densus 88 Antiteror Polri dalam empat hari telah menangkap delapan terduga teroris yang tergabung dalam jaringan kelompok JAD.

Namun demikian, Densus 88 masih mencari beberapa anggota kelompok lainnya yang berpencar di sejumlah daerah di Indonesia.

"Yang diungkap totalnya ada 8 orang, 6 di antaranya ditangkap pada 4 dan 5 Mei 2019. Sebelumnya ada 2 orang yang ditangkap di Bitung pada 2 Mei. Masih ada beberapa orang lagi yang masih dikejar oleh Densus 88," ujar Dedi dalam konferensi pers di Gedung Markas Besar Polri, Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019).

Baca juga: Sejak Pekan Lalu, Densus 88 Tangkap 8 Terduga Teroris

Delapan terduga teroris tersebut adalah RH, M, SL, AN, MC, MI, IF, dan T. Secara kronologis, pada Kamis (2/5/2019), Densus 88 menangkap RH dan M di Bitung, Sulawesi Utara.

Dedi menjelaskan, keduanya berencana akan bergabung dengan jaringan JAD di Indonesia Timur yang digerakkan kelompok Ali Kalora.

"Tapi keduanya berhasil ditangkap saat perjalanan menaiki kapal dari Bitung menuju Poso, Sulawesi Tengah," jelas Dedi.

Baca juga: Cerita Lela Lihat Densus 88 Kejar Terduga Teroris di Bekasi

Lokasi penangkapan terduga teroris di Jatikramat, Kecamatab Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (6/5/2019).KOMPAS.com/DEAN PAHREVI Lokasi penangkapan terduga teroris di Jatikramat, Kecamatab Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (6/5/2019).

"Nah, dari pengembangan kedua terduga teroris yang ditangkap di Bitung ini, pada Sabtu dan Minggu ada upaya penangkapan yang dilakukan Densus 88 di Bekasi dan Tegal," sambungnya. 

Kemudian, pada Sabtu (4/5/2019), tim menangkap SL dan AN di Bekasi serta MC di Tegal. Lalu pada Minggu (5/5/2019), tim menangkap MI, IF, dan T di Bekasi.

2. SL Pemimpin JAD Lampung

Dedi menjabarkan, dalam penangkapan delapan terduga teroris tersebut, ada seorang pemimpin JAD Lampung, yakni SL alias Abu Faizal. SL telah dipantau sejak 2014.

"Kelompok SL adalah jaringan terorisme yang terstruktur artinya mereka sangat kuat," imbuhnya.

Baca juga: Kesaksian Warga Bekasi Lihat Kepanikan Terduga Teroris Sebelum Meledakkan Diri

Pada November 2015, seperti diungkapkan Dedi, SL pernah mengikuti pertemuan jaringan JAD di Malang, Jawa Timur.

Dalam pertemuan tersebut, terdapat misi JAD Lampung, yaitu melakukan aksi terorisme di Jakarta.

Selang satu tahun kemudian, misi tersebut terlaksana dengan peristiwa bom Thamrin pada 14 Januari 2016. Pasca itu, SL melarikan diri.

"Mereka kembali beraksi pada 2017 saat kerusuhan yang di Mako Brimob, Depok. Selain itu, kelompok SL lainnya yang dari Lampung juga datang ke Jakarta untuk melakukan amaliah," paparnya kemudian.

Baca juga: Satu Terduga Teroris Tewas Setelah Meledakkan Diri di Kota Bekasi

Kala itu, seperti diungkapkan Dedi, tim Densus 88 berhasil menangkap beberapa anggota kelompok itu. Dari hasil pemeriksaan tersangka, mereka mengaku dikoordinir oleh SL.

Kemudian, lanjutnya, anggota yang selamat pun berpencar. SL bersama kelompoknya lari ke Papua dan melakukan pelatihan dan membentuk dua sel jaringan teroris.

"Kelompok pertama menuju Bekasi pada awal 2019 ini. Kelompok kedua akan bergabung ke Poso, Sulawesi Tengah," ujar Dedi.

3. Manfaatkan Momentum "People Power"

Dedi mengemukakan, delapan terduga teroris tersebut dalam waktu dekat akan beraksi saat pengumuman hasil resmi Pemilu 2019 di Jakarta.

"Kelompok ini adalah kelompok yang terstruktur. Mereka memiliki dua tujuan, pertama melakukan amaliah dengan sasaran anggota kepolisian yang bertugas. Kedua, mereka akan memanfaatkan momentum pemilu, khususnya di Jakarta pada 22 Mei," tuturnya.

Baca juga: Teroris di Bekasi Akan Ledakkan Bom ketika Pengumuman Hasil Rekapitulasi KPU

Dedi menjelaskan, momentum tersebut dimanfaatkan jika di Jakarta terjadi unjuk rasa atau "people power" pada 22 Mei yang berujung pada tindakan anarkis atau kisruh.

Momentum tersebut, lanjutnya, sebagai kesempatan teroris untuk melakukan aksi bom bunuh diri. Hal itu kemudian menjadi pemantik bagi kelompok teroris lainnya untuk melakukan hal serupa di sejumlah wilayah.

"People power", seperti diungkapkan Dedi, menjadi sarana bagi kelompok JAD untuk melakukan aksi terorismenya.

Baca juga: Polri Waspadai Teroris Lone Wolf yang Bisa Bergabung dengan JAD

Anggota kepolisian bersiap meledakkan bom sisa di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). Akibat ledakan itu, 5 mobil dan 30 motor terbakar.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Anggota kepolisian bersiap meledakkan bom sisa di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). Akibat ledakan itu, 5 mobil dan 30 motor terbakar.

Aksi yang direncanakan pun dinilai cukup berbahaya karena mereka akan menyamar menjadi kelompok yang ikut unjuk rasa.

"Mereka sudah mempersiapkan berbagai macam perkara, bisa melakukan serangan berupa bom yang telah dibuat, kemudian dilempar dengan ledakan tingkat fatalitas yang tinggi," ungkapnya kemudian.

4. Berencana Serang Pos Polisi di Jati Asih

Tak hanya pemilu yang menjadi sasaran, delapan terduga teroris ini juga berencana menyerang salah satu pos polisi di Jati Asih, Bekasi, Jawa Barat. Bom pun sudah siap diledakkan dengan waktu yang belum ditentukan.

"Yang bersangkutan juga akan menyerang pos polisi di Jati Asih. Mereka sudah menggambar pos polisi yang akan dijadikan sasaran dan dilakukan serangan," ujar Dedi.

Baca juga: Tiga Teroris yang Ditangkap di Bekasi dan Tegal Akan Serang Polisi saat Pengamanan Pemilu

Oleh karena itu, lanjutnya, Densus 88 terus melakukan pengembangan terhadap kelompok JAD Lampung yang terstruktur dan terpisah-pisah.

"Mereka memiliki afiliasi dan ideologi yang sama, yaitu ISIS dan juga terus melakukan amaliah dengan sasaran aparat kepolisian lewat momentum tertentu," ungkapnya kemudian.

5. Merakit Bom dengan Bahan Peledak Jenis TATP

Dedi mengatakan, delapan terduga teroris ini akan melakukan aksi amaliah dengan bom yang berbahan peledak jenis TATP (triaseton triperoksida).

Bahan tersebut akan membuat bom berdaya ledak tinggi dan akan mengakibatkan dampak yang besar serupa peristiwa bom gereja di Surabaya pada 13-14 Mei 2018.

"TATP ini merupakan salah satu komponen jenis bom yang berdaya ledak tinggi. TATP merupakan jenis bom yang sama digunakan pada saat serangan bom di Surabaya di tiga gereja maupun di Mapolrestabes Surabaya," kata Dedi.

Baca juga: Polisi Buru Abu Bakar, Guru Pelaku Bom Gereja Surabaya

Dedi menuturkan, bom jenis TATP itu ditemukan saat Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris berinisal SL (34) dan AN (20) di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (4/5/2019).

Dari hasil pemeriksaan, lanjutnya, AN memiliki peran dalam membantu merakit bom TATP bersama SL, pimpinan JAD Lampung.

"Ia (AN) memiliki peran juga selain menyembunyikan DPO SL, dia juga mengetahui dan ikut membantu membuat bon TATP. Mereka satu tim," ungkapnya kemudian.

Baca juga: Anak Korban Bom Gereja Surabaya: Kami Sudah Memaafkan Pelaku...

Ia menyebutkan, bom tersebut sudah siap meledak. Namun, Densus 88 sudah berhasil melumpuhkan bom tersebut dan menyita sejumlah barang bukti bahan untuk merakit bom.

"Bom ini sudah siap meledak. Satu tersangka yang sudah membawa bom ini telah dilumpuhkan," paparnya.

Kompas TV Detik-detik penangkapan dua terduga teroris oleh tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Kampung Cikunir, Jati Asih, Kota Bekasi, terekam video amatir warga. Dalam video amatir terlihat beberapa anggota densus menangkap salah satu terduga. Penangkapan dua terduga teroris, Tarifudin dan Samuel alias Ilham terjadi pada Minggu (5/5) pagi. Salah satu terduga teroris bernama Tarifudin tewas saat terkena ledakan bom yang hendak dilempar ke petugas, tetapi dicegah dengan tindakan penembakan oleh petugas. Menurut rencana, kedua terduga teroris akan menginap di sebuah rumah kontrakan seorang pengemudi ojek online bernama Eko, yang tak jauh dari lokasi penangkapan. Dari penuturan penghuni kontrakan, dirinya tidak mengenal kedua terduga teroris. Namun, ia mengenal sosok Ikbal, temannya yang menjadi perantara. Eko dan Ikbal sama-sama pernah bekerja di salah satu pabrik. Ikbal hanya menghubungi Eko dan menyatakan ada 2 temannya yang akan menumpang menginap. #TerdugaTeroris #TerorisBekasi #LedakanBom
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Korlantas Polri Ungkap Jasa Pemalsuan Pelat Khusus “ZZ”, Tarifnya Rp 55-100 Juta

Nasional
Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com