Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasusnya Dibawa ke Ranah Internasional, Ini Tanggapan Novel Baswedan

Kompas.com - 26/04/2019, 13:39 WIB
Abba Gabrillin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berterima kasih kepada Amnesty International yang membawa kasus penyerangan terhadapnya ke ranah internasional.

Novel berharap hal ini menjadi dorongan bagi presiden untuk segera membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) yang bersifat independen.

"Saya berharap parlemen Amerika Serikat dan negara-negara lain yang terkait bisa membantu untuk mendesak pemerintah Indonesia menjadikan pengungkapan serangan kepada orang-orang KPK sebagai prioritas," ujar Novel di Gedung KPK Jakarta, Jumat (26/4/2019).

Baca juga: Amnesty International Siap Bawa Kasus Novel Baswedan ke Kongres Parlemen AS

Menurut Novel, selama ini kasus-kasus penyerangan terhadap pegawai KPK seperti diabaikan. Hal itu dinilai membuat kasus penyerangan serupa semakin berpotensi terjadi.

Novel berharap penuntasan kasus penyerangan terhadap dirinya betul-betul diperhatikan oleh presiden. Sebab, memberikan perlindungan terhadap KPK dan penegak hukum lainnya sama saja dengan menjadikan pemberantasan korupsi sebagai isu strtategis.

"Dengan desakan dari dunia internasional, kami berharap ke depan pemerintah menjadikan ini sebagai hal yang penting untuk dijadikan prioritas dalam pengungkapannya," kata Novel.

Baca juga: Bertemu Pimpinan KPK, Tim Gabungan Bahas Penanganan Kasus Novel Baswedan

Organisasi hak asasi manusia Amnesty International siap membawa isu tentang penyiraman air keras terhadap Novel ke ranah internasional. Salah satunya, isu tersebut akan disampaikan dalam kongres parlemen di Amerika Serikat.

Manajer Kampanye Amnesty International Indonesia Puri Kencana Putri mengatakan, Amnesty International sebagai organisasi HAM internasional berkomitmen untuk mendorong upaya penegakan hukum dan antikorupsi di Indonesia selaras dengan komitmen standar internasional.

Baca juga: Novel Baswedan Tak Takut Teror dan Berharap Komitmen Kedua Capres...

Secara khusus, Amnesty International mendorong agar presiden yang terpilih selama 5 tahun mendatang memiliki komitmen kuat dalam menuntaskan kasus Novel.

Pengungkapan kasus tersebut dinilai bagian penting dalam memberikan perlindungan hukum dan HAM terhadap penegak hukum di bidang antikorupsi.

Kompas TV Tim Gabungan Pencari Fakta kasus teror penyidik KPK Novel Baswedan mengunjungi KPK. Mereka bertemu pimpinan KPK untuk membahas perkembangan penyelidikan kasus itu. Menurut anggota TGPF kasus teror Novel Baswedan setelah 3 bulan tim bekerja tim telah melakukan reka ulang kejadian dan memeriksa saksi. Tim juga telah melakukan uji alibi terhadap sejumlah saksi di 3 kota berbeda. #TGPFNovelBaswedan #KPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com