Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua KPK: Kalau LHKPN Saja Mereka Sudah Menyembunyikan, Bagaimana?

Kompas.com - 16/04/2019, 19:46 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo berharap politisi yang terpilih Pemilu 2019 nanti memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Kriteria pemimpin yang ideal menurutnya sudah ada dalam ajaran agama Islam, yaitu sidiq, fatanah, amanah, dan tabligh. Masing-masing memiliki arti jujur, cerdas, bisa dipercaya, dan tidak suka menyembunyikan.

Baca juga: Daftar 17 Menteri Kabinet Kerja yang Bolong-bolong Serahkan LHKPN

 

Agus mengatakan, salah satu cara untuk menemukan pemimpin dengan kriteria seperti itu adalah memeriksa rekam jejaknya.

"Mari kita teliti orang ini jujur atau tidak. Jujur dalam tingkah lakunya, jujur dalam perbuatannya. Kemudian juga menyampaikan, tidak ada yang disembunyikan," ujar Agus dalam diskusi bertema 'Pilih yang Bersih, Cek Rekam Jejak' di Kantor MMD Initiative, Jalan Kramat 6, Selasa (16/4/2019).

"Oleh karena itu kalau konteksnya LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara) tadi. Kalau mereka LHKPN saja sudah menyembunyikan, bagaimana?" tambah dia.

Baca juga: ICW Tekankan Pentingnya Sanksi Tegas bagi Penyelenggara Negara yang Tak Urus LHKPN

 

Agus mengatakan contoh ini relevan dengan calon legislatif petahana. Menurut dia, seorang petahana yang tidak melaporkan harta kekayaannya berarti sedang menyembunyikan sesuatu.

Rekam jejak pun menjadi hak yang harus diperiksa masyarakat sebelum menggunakan hak pilihnya. Di kota-kota besar, Agus yakin proses pengecekan rekam jejak bukan hal sulit untuk dilakukan.

KPK dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah pernah mengumumkan calon legislatif yang berstatus mantan koruptor. Informasi itu bisa dicari dengan mudah oleh masyarakat yang tidak kesulitan akses internet.

Baca juga: Ketua DPRD DKI: Dibilang Tak Satu Pun Laporkan LHKPN? Itu Tak Benar!

 

Namun dia menyoroti masyarakat di daerah tertentu yang masih belum mendapat akses itu. Apalagi jika di sana masyarakat belum teredukasi dengan cara memilih wakil rakyat yang tepat.

"Ini jadi tantangan kita. Sebagian besar masyarakat kita tidak punya akses informasi. Kemudian jadi kewajiban kita semua memberikan informasi," kata dia.

Dia berharap kendala ini tidak menjadi penghalang bagi Indonesia untuk meningkatkan kehidupan bernegaranya.

Baca juga: KPK Harap Pimpinan Instansi Bisa Tegas ke Wajib Lapor LHKPN yang Tak Patuh

Agus mengatakan, banyak yang memprediksi Indonesia akan menjadi negara maju. Prediksi itu tidak akan terwujud begitu saja tanpa melakukan apa-apa.

Menurut dia, memilih pemimpin dan wakil rakyat yang tepat adalah cara untuk mewujudkan prediksi itu.

"Itu yang bisa menjamin kita bisa mencapai apa yang diramalkan orang," kata dia.

Kompas TV Berikut laporan harta kekayaan capres-cawapres 2019 yang dikeluarkan oleh KPK. #LHKPN #caprescawapres2019
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Terkini Lainnya

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri Sita Aset Senilai Rp 432,2 Miliar Milik Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Pesawat Super Hercules Kelima Pesanan Indonesia Dijadwalkan Tiba di Indonesia 17 Mei 2024

Nasional
Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Daftar Sementara Negara Peserta Super Garuda Shield 2024, dari Amerika hingga Belanda

Nasional
Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Profil Haerul Amri, Legislator Fraksi Nasdem yang Meninggal Ketika Kunker di Palembang

Nasional
Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Demokrat Minta Golkar, Gerindra, PAN Sepakati Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

SYL Beli Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta Pakai Uang Hasil Memeras Anak Buah

Nasional
Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Anggota Komisi X DPR Haerul Amri Meninggal Saat Kunjungan Kerja

Nasional
Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Polri Desak Kepolisian Thailand Serahkan Fredy Pratama ke Indonesia Jika Tertangkap

Nasional
Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Jokowi Sebut 3 Hal yang Ditakuti Dunia, Wamenkeu Beri Penjelasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com