Suatu pagi di saat bangun dari tidurnya, tekad Dian berubah, ia ingin terjun ke dunia politik.
Sekitar 8 bulan lalu, Dian pun meninggalkan karier mapannya di Australia sebagai Head of South East Asia di Australian Broadcasting Corporation untuk pulang ke Tanah Air.
Tidak tanggung-tanggung, Dian menjadi calon anggota legislatif untuk DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN). Ia kebagian nomor urut 2 dengan daerah pemilihan Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Malaysia.
"Karena ini sebuah wasiat, saya harus jalankan," ujar Dian.
Selain menjadi caleg, Dian dipercaya menjadi salah satu juru bicara tim dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dian sangat bersyukur mendapatkan tugas di BPN. Sebab, di sana menjadi sarana pembelajaran yang baik bagi dirinya sebagai pendatang baru di dunia politik.
"Tidak terlampau lama bagi saya untuk menangkap, melakukan lompatan besar dan mengejar apa yang belum saya miliki. Karena ternyata dalam beberapa bulan, saya dapat belajar dengan cepat sehingga memudahkan saya. Malah saya dipercaya tampil sebagai juru bicara Prabowo-Sandiaga," ujar Dian.
Lagipula, Dian bukan bukan sama sekali tidak paham politik. Ia dan almarhum ayahanda semasa hidupnya sering sekali berdiskusi tentang kondisi perpolitikan di Tanah Air.
Sang ayah sering menceritakan 'untold story' dari sebuah peristiwa di pentas politik nasional sehingga naluri politik Dian, jalan.
"Sehingga, sebetulnya saya tidak terlalu kaget meskipun dalam attitude keseharian saya tetap merasakan kekagetan. Karena bagaimanapun, saya lama di luar negeri, 17 tahun di luar negeri dan kemudian bergabung dengan budaya politisi Indonesia yang tentunya sangat berbeda dengan budaya politisi di Australia," ujar Dian.
Baca juga: Caleg Gerindra: Di Malaysia, Satu Suara Dihargai 15-25 Ringgit
Pendalamannya sebagai seorang politikus kian dalam. Memanfaatkan sisa masa kampanyenya, Dian hampir setiap hari turun ke lapangan bertemu masyarakat.
Ia mendengarkan apa saja keluhan masyarakat. Soal banjir, soal upah, soal tempat tinggal, persoalan apapun ia dengarkan.
Ia berprinsip, membantu masyarakat juga bagian dari kerja politik. Untuk membantu masyarakat pun tidak mesti terpilih dulu menjadi anggota legislatif.
Ia memiliki jaringan yang memungkinkan menindaklanjuti persoalan masyarakat di Ibu Kota.
"Kalau saya terpilih, barangkali its a miracle. Tapi, saya cukup bangga juga dalam beberapa bulan ini saya minimal mampu melaksanakan wasiat orangtua, meskipun saya belum tentu terpilih. Its a real gambling bagi saya," ujar Dian.
"Bagi saya, saya tidak akan tumbuh tanpa meninggalkan comfort zone. Kalau saya berada di comfort zone, tentu saya akan seperti itu-itu saja. Ini adalah kesempatan bagi saya untuk tumbuh dan berkembang," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.