Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampanye Prabowo-Sandi, SBY Berharap Inklusif hingga Pelaksanaan...

Kompas.com - 08/04/2019, 15:36 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah menggelar Kampanye Akbar di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta pada Minggu (7/4/2019).

Stadion yang menjadi venue kampanye dipadati para pendukung dan simpatisan yang kompak mengenakan baju berwarna putih, baik di bagian bangku penonton, maupun area lapangan.

Tak hanya di bagian dalam, sebagian pendukung bahkan terlihat ada di bagian luar stadion.

Rangkaian kampanye ini dimulai sejak pukul 04.15 - 10.00 WIB. Dari susunan acara yang tersebar, kegiatan diawali dengan zikir, dilanjutkan dengan shalat Subuh berjemaah, disambung kembali dengan zikir dan tausiah, dan beberapa acara berbalut keagamaan lainnya.

Kemudian, semua peserta melakukan sarapan bersama, sembari diiringi berbagai musik dan tarian hiburan pada pukul 6.30, sebelum akhirnya memasuki acara utama, orasi dari Prabowo Subianto pada pukul 07.00 pagi hingga selesai.

Surat dari SBY

Sehari sebelum Kampanye Akbar berlangsung, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengirimkan surat dari Singapura kepada tiga petinggi Partai Demokrat.

Mereka adalah Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hasan, dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan.

Menurut Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean, surat ini dibuat oleh SBY karena ia menerima laporan adanya rancangan acara yang disusun sangat identik dengan kelompok tertentu.

Dalam surat itu, SBY mengingatkan agar Kampanye Nasional Prabowo-Sandiaga nanti menjunjung tinggi inklusivitas dan mewujudkan slogan “Indonesia untuk Semua”.

SBY juga mengimbau untuk tidak menonjolkan politik identitas berdasarkan agama, etnis, paham ideologi ekstrem, atau lainnya.

Baca juga: SBY Sempat Ingatkan Prabowo agar Kampanye Akbar Tak Tunjukkan Politik Identitas

Berikut surat dari SBY:

Saya menerima berita dari Tanah Air tentang set up, run down dan tampilan fisik kampanye akbar atau rapat umum pasangan capres-cawapres 02, Bapak Prabowo Subianto-Bapak Sandiaga Uno, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Karena menurut saya apa yang akan dilakukan dalam kampanye akbar di GBK tersebut tidak lazim dan tidak mencerminkan kampanye nasional yang inklusif.

Sehubungan dengan itu, saya minta kepada Bapak bertiga agar dapat memberikan saran kepada Bapak Prabowo Subianto, Capres yang diusung Partai Demokrat, untuk memastikan hal-hal sebagai berikut.

Penyelenggaraan kampanye nasional (di mana Partai Demokrat menjadi bagian di dalamnya) tetap dan senantiasa mencerminkan 'inclusiveness', dengan sasanti 'Indonesia Untuk Semua' Juga mencerminkan kebhinekaan atau kemajemukan. Juga mencerminkan persatuan. 'Unity in diversity'. Cegah demonstrasi apalagi 'show of force' identitas, baik yang berbasiskan agama, etnis serta kedaerahan, maupun yang bernuasa ideologi, paham dan polarisasi politik yang ekstrim.

Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Saya pribadi, yang mantan Capres dan mantan Presiden, terus terang tidak suka jika rakyat Indonesia harus dibelah sebagai 'pro Pancasila' dan 'pro Kilafah'.

Dari pada rakyat dibakar sikap dan emosinya untuk saling membenci dan memusuhi saudara-saudaranya yang berbeda dalam pilihan politik, apalagi secara ekstrim, lebih baik diberi tahu, apa yang akan dilakukan Pak Jokowi atau Pak Prabowo jika mendapat amanah untuk memimpin Indonesia 5 tahun mendatang (2019-2024). Apa solusinya, apa kebijakannya,

Tinggalkan dan bebaskan negeri ini dari benturan indentitas dan ideologi yang kelewat keras dan juga membahayakan. Gantilah dengan platform, visi, misi dan solusi. Tentu dengan bahasa yang mudah dimegerti rakyat. Sepanjang masa kampanye, bukan hanya pada saat debat saja.

Tanggapan Mahfud MD dan TKN

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD saat ditemui di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).KOMPAS.com/Devina Halim Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD saat ditemui di Hotel Ashley, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

Menyoal surat yang diberikan oleh Presiden ke-6 itu, pakar hukum tata negara Mahfud MD menyebut hal itu perlu diperhatikan.

"Saya sudah membaca (surat SBY) dan perlu memperhatikan nasihat dari orang memiliki banyak pengalaman mengelola Indonesia serta kecintaannya terhadap negara ini tak diragukan lagi," kata Mahfud.

Menurut dia, masukan dari SBY merupakan saran agar tidak hanya terfokus pada upaya penggalangan satu ikatan tertentu saja.

"Mungkin itu dianggap terlalu eksklusif. Lalu bagaimana yang tidak Subuh dan Tahajud, mungkin, tetapi ya kita dengarkan nasihat sebagai orang tua dan mantan presiden. Itu boleh," ucapnya.

Baca juga: Kampanye Akbar Prabowo Dinilai Tak All For All Seperti yang Diingatkan SBY

Selanjutnya, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily menyebut bahwa kampanye yang digelar kemarin tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh SBY.

"Ini menunjukkan bahwa kampanye 02 sama sekali tidak dalam all for all atau semua untuk semua, seperti yang diingatkan oleh Pak SBY," kata Ace.

"Karena seperti yang disampaikan Pak SBY, penggunaan politik identitas oleh kubu 02 akan menarik garis tebal kawan dan lawan yang akan memecah belah bangsa ini," tuturnya.

Menurut Ace, format  kampanye yang dilakukan oleh Prabowo menyerupai kegiatan 212, ia tidak banyak memaparkan program melainkan melontarkan kritik yang membakar emosi pendukungnya.

Apa kata BPN?

Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak saat ditemui di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019). KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak saat ditemui di media center pasangan Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (4/2/2019).
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut kampanye kemarin masih menjunjung tinggi kebhinekaan.

"Kampanye tadi sangat menjunjung tinggi kebinekan, menggembirakan keberagaman yang hadir beragam dari banyak suku dan agama, serta latar belakang, bahkan ada sesi doa lintas agama sebagai simbol toleransi,” kata Dahnil.

Dahnil menyebut, para pendukung yang datang menginap di hotel sekitar GBK dengan biaya sendiri, ini menandakan keikhlasan hati mereka yang tidak datang karena amplop atau sembako.

Selama acara berlangsung pun, Dahnil menyebut para peserta saling berbagi dan bersuka-cita bersama.

"Mungkin setelah mendapat laporan dari kader Demokrat yang hadir, beliau Insya Allah gembira karena kampanye Pak Prabowo dan Sandiaga membangun tradisi politik baru yakni politik ikhlas," ujar Dahnil.

Baca juga: Tanggapi SBY, BPN Tegaskan Kampanye Akbar Prabowo-Sandi Junjung Kebinekaan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com