GARUT, KOMPAS.com - Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin meminta masyarakat saling menghargai perbedaan pilihan capres pada 17 April nanti. Ia meminta perbedaan pilihan tersebut tak menjadikan masyarakat bermusuhan.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan, Islam mengajarkan toleransi kepada umat agama lain. Hal tersebut semestinya dipraktekan dalam menyikapi perbedaan pilihan capres.
"Berbeda agama saja kita disuruh toleran. Berbeda partai juga harus toleran. Berbeda capres juga kan mestinya tidak harus berantem. Makanya saya dimana-mana (bilang) kalau enggak sama (pilihan capres), enggak apa-apa," ujar Ma'ruf dalam acara silaturahmi dengan pengasuh pondok pesantren sekabupaten Garut, di Fave Hotel, Garut, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019).
Baca juga: Maruf Amin: Kami Sih Percaya KPU, Dia Netral
"Kalau enggak sama, enggak apa-apa. Kalau enggak mau pilih saya, pilih aja Pak Jokowi. Kalau enggak mau pilih Pak Jokowi, pilih aja saya," lanjut Ma'ruf lantas disambut tawa para kiai dan pengasuh pondok pesantren yang hadir.
Ia menambahkan, saat ini ada kelompok yang menganggap kelompok lain yang berbeda pilihan capres sebagai musuh. Ma'ruf mengatakan, hal tersebut tidak diajarkan dalam Islam sebab Islam menghargai perbedaan.
Baca juga: Maruf Amin: Pilpres Bukan Perang, tetapi Memilih Pemimpin Terbaik
Menurutnya, biasanya kelompok tersebut kerap memaki kelompok lain yang berbeda pilihan capres. Hal tersebut, kata Ma'ruf juga tidak diajarkan dalam Islam. Bahkan, kata Ma'ruf, Nabi Muhammad SAW selalu mengajarkan bersikap santun kepada siapapun.
"Masa ngomong sama Pak Jokowi galaknya enggak karu-karuan. Nabi Muhammad saja santun. Santun itu rahmat. Kalau kamu keras maka mereka akan kabur," lanjut Ma'ruf.