JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin terkejut dengan viralnya video yang menyebut server milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah disiapkan untuk memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.
Menurut dia, hal ini seolah menunjukan bahwa Jokowi-Ma'ruf menang karena curang.
"Itu isu-isu, bagaimana ya. Jadi ada setting kalau kalah itu dianggap karena adanya kecurangan," ujar Ma'ruf di kediamannya di Jalan Situbondo, Jumat (5/4/2019).
Baca juga: KPU Laporkan 3 Akun Terkait Hoaks Setting-an Server ke Bareskrim
Ma'ruf tidak menyebut siapa pihak yang ingin membangun persepsi tersebut di tengah masyarakat. Dia berpesan sebaiknya segala kecurangan dilaporkan kepada yang berwenang.
"Kan ada mekanismenya, ada aturannya kok. Jangan membangun isu," kata dia.
Ma'ruf khawatir KPU nantinya akan dijadikan kambing hitam oleh pihak yang tidak puas dengan hasil pemilu nanti.
Baca juga: KPU Resmi Laporkan Hoaks Setting-an Server ke Bareskrim
"Ada yang ingin deligitimasi bahwa kalau kalah kemudian yang disalahkan KPU, ini gara-gara KPU tidak netral, dijadikan kambing hitam," kata Ma'ruf.
Sebuah video yang sedang viral di media sosial hari ini, Kamis (4/4/2019), menyebut bahwa server milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah diatur untuk memenangkan pasangan calon tertentu pada Pemilu 2019.
Dalam video yang diunggah salah satu akun ini, terlihat seorang laki-laki berbicara menggunakan mikrofon dan menyatakan bahwa KPU sengaja memenangkan paslon calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Baca juga: KPU Tegaskan Tak Punya Server di Luar Negeri
Video tersebut telah ditonton lebih dari 160.000 kali, mendapatkan lebih dari 100 komentar, bahkan telah dibagikan ratusan akun Facebook lainnya.
Berikut pernyataan yang ada:
"Di KPU saya bulan Januari ke Singapura, karena ada kebocoran data (ini tak bukak saja). 01 sudah membuat angka 57 persen. Allah itu Maha Segalanya. Server yang dibangun 7 lapis bocor, salah satunya bocor. Kita berusaha untuk menetralkan, tetapi data itu masih invalid, sampai detik ini, maka tadi saya bicara dengan Pak Alfian, "pak ini harus dituntaskan sebelum final tanggal 17 April". Karena begini, kalau kita nanti sudah tanggal 17, angkanya berapa yang untuk pegangan kita belum ketahuan bapak, masih angka 185. Itupun yang invalid banyak sekali"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.