Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihalangi Saat Akan Ziarah Leluhurnya di Madura, Ini Kata Ma'ruf Amin

Kompas.com - 02/04/2019, 13:35 WIB
Jessi Carina,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

LOMBOK, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin merasa heran karena dihalangi ketika ingin berziarah ke makam Kiai Suhro di Pamekasan, Madura, Senin (1/4/2019).

Saat itu, massa mengeliling mobil rombongan Ma'ruf Amin di Desa Jambringin sambil meneriakkan nama calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.

Mereka mengangkat dua jari yang biasa menjadi gesture dukungan untuk Prabowo-Sandiaga. Massa juga membawa poster Prabowo-Sandiaga dan menunjukannya ke mobil rombongan Ma'ruf.

Baca juga: Polisi Bantah Kabar Maruf Amin Dicegat Massa Prabowo di Pamekasan

 

Ma'ruf mengatakan, Kiai Suhro merupakan leluhurnya sendiri.

"Jadi saya kan sudah kampanye di Sumenep, lapangan penuh. Saya pulang itu kan ziarah, ziarah itu Mbah saya. Jadi yang saya ziarahi itu, Mbah saya namanya Suhro," ujar Ma'ruf ketika tiba di Bandara Internasional Lombok, Selasa (1/4/2019).

"Orang ziarah kok dihalangi? Itu juga aneh kan," tambah dia.

Ma'ruf mengatakan, malam itu dia tidak jadi berziarah sekaligus menghadiri haul.

Baca juga: Kapolres Pamekasan Bantah Ada Penghadangan Terhadap Maruf Amin

Akan tetapi, ia mengatakan, alasannya bukan karena diadang oleh massa. Ma'ruf mengatakan, jalanan menuju lokasi acara tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraannya.

Ia menyebutkan, dia tidak takut dengan sikap intimidasi semacam itu.

"Mereka itu ketakutan, sama ziarah saja ketakutan, panik," kata Ma'ruf.

Mengenai hal ini, polisi membantah adanya kejadian massa pendukung capres-cawapres urutan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencegat rombongan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat berkunjung ke Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin (1/4/2019).

Baca juga: Erick Thohir Yakin Jokowi-Maruf Raih Suara di Atas 50 Persen  

 

Saat itu, Ma'ruf sedang dalam perjalanan hendak berziarah ke makam leluhurnya di Desa Jambringin, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan.

"Tidak ada penghadangan. Anggota Polri melakukan pengamanan, sehingga jalur bisa dilalui Ma'ruf Amin dengan lancar," kata Kapolres Pamekasan AKBP Teguh Wibowo melalui pesan WhatsApp, Senin malam.

Teguh mengatakan, massa pendukung 02 hanya berdiri di pinggir jalan sambil membentangkan poster. Mereka tidak sampai melakukan penghadangan. 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Menuju Istana 2019

membantah adanya kejadian massa pendukung capres-cawapres urutan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencegat rombongan cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat berkunjung ke Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Senin (1/4/2019).  Saat itu, Ma'ruf sedang dalam perjalanan hendak berziarah ke makam leluhurnya di Desa Jambringin, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan. "Tidak ada penghadangan. Anggota Polri melakukan pengamanan, sehingga jalur bisa dilalui Ma'ruf Amin dengan lancar," kata Kapolres Pamekasan AKBP Teguh Wibowo melalui pesan WhatsApp, Senin malam. Baca juga: Maruf Amin Batal Ziarah ke Makam Leluhurnya di Pamekasan  Teguh menegaskan, massa pendukung 02 hanya berdiri di pinggir jalan sambil membentangkan poster. Mereka tidak sampai melakukan penghadangan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Bantah Kabar Ma'ruf Amin Dicegat Massa Prabowo di Pamekasan", https://regional.kompas.com/read/2019/04/02/11480331/polisi-bantah-kabar-maruf-amin-dicegat-massa-prabowo-di-pamekasan

Editor : Caroline Damanik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com