Ma'ruf menggunakan istilah yang sempat populer pada Januari 2019 ini saat menyinggung soal riset yang penting untuk membuat perubahan 10 tahun mendatang.
Secara umum, Arya mengatakan, Ma'ruf cukup bisa mengambil momentum, dengan membalikkan anggapan publik terhadap kemampuannya.
"Pak Ma'ruf menurut saya bisa membalikkan keadaan, membuktikan bahwa dia mampu. Membuktikan bahwa apa yang dianggap orang selama ini tidak benar soal kemampuannya," kata Arya.
Sementara itu, Arya menilai, Sandiaga Uno tampil lebih tenang pada debat ketiga.
Menurut dia, Sandiaga memiliki kecenderungan untuk mengaitkan semua tema dengan isu ekonomi.
Misalnya, tema pendidikan yang dinilai Sandiaga ada ketidaksinkronan antara kurikulum dan kebutuhan dunia usaha.
Baca juga: TKN: Penampilan Kiai Maruf di Luar Dugaan Banyak Orang
Meski demikian, penampilan Sandiaga yang paling mengentak adalah pada bagian akhir debat.
Arya merujuk pada kebijakan integrasi satu kartu dengan KTP elektronik yang dicetuskan Sandiaga.
Menurut Arya, pernyataan itu membuat masyarakat terenyak sebab seolah mementahkan program berbasis kartu yang ditawarkan petahana.
"Sandi mampu mengambil momentum di akhir dengan membuat orang terenyak. 'Benar juga nih, kenapa KTP tidak dimanfaatkan'. Orang berpikir itu," kata Arya.