Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman Nilai Digitalisasi Berkas Perkara di Lembaga Peradilan Belum Maksimal

Kompas.com - 05/03/2019, 16:55 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Ombudsman RI Adrianus Meliala menilai, digitalisasi berkas perkara di lembaga peradilan belum maksimal.

Adrianus berkaca pada pengalaman Ombudsman saat meneliti ketertiban administrasi berkas perkara di 10 provinsi.

Ombudsman mengambil sampel 4 berkas perkara dari setiap provinsi dan meneliti kelengkapannya.

Adapun kriteria berkas perkara merupakan tindak pidana umum, berkekuatan hukum tetap di tingkat pertama, putusan pidana di atas lima tahun serta perkara diputus pada periode 2015-2018.

"Kami melakukan pencarian mulai dari ada yang kami temukan di pengadilan, ada yang diketemukan di Lapas, ada yang ketemunya di polisi dan seterusnya. Ini memang menjadi kritik juga bahwa dokumen-dokumen peradilan itu ternyata susah diakses," kata dia di kantor Ombudsman, Jakarta, Selasa (5/3/2019).

Baca juga: Soal Penempatan TNI di Jabatan Sipil, Ombudsman Nilai Ada Potensi Maladministrasi

"Itu baru lembaga negara yang minta loh, belum perorangan. Saya enggak bisa bayangkan kalau ada mahasiswa, misalnya, ada permintaan data untuk skripsinya, maka saya kira akan pusing sendiri," lanjut dia.

Adrianus juga menyoroti perlakuan berkas perkara yang berbeda-beda.

Tim Ombudsman terkadang menemukan berkas perkara dalam kondisi rapi dan utuh. Di sisi lain, tim juga menemukan berkas yang tidak lengkap, bahkan rusak.

"Ada yang terkumpul rapi, ada yang harus kita kumpulkan, ada yang harus dibaca di tempat, ada yang boleh di-copya. Jadi perlakuan datanya berbeda-beda betul. Ini saja udah jadi masukan bahwa ternyata berkas dokumen hukum itu kelihatannya tidak menjadi hal yang dimuliakan," ujar Adrianus.

Baca juga: Ombudsman dan KPK Incar Pengelola Apartemen yang Diduga Rugikan Negara

Ia berharap, lembaga peradilan memerhatikan digitalisasi berkas perkara secara utuh.

Di sisi lain, Adrianus juga berharap lembaga terkait mulai dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan hingga Lapas untuk tertib administrasi dalam penanganan perkara.

Ombudsman berharap adanya sistem penanganan perkara terintegrasi.

Ia mencontohkan, dalam temuan survei Ombudsman di 10 provinsi, tingkat kepatuhan administrasi pada tahap penyidikan dan penuntutan berada pada zona kepatuhan sedang dan rendah.

"Ini memang mengindikasikan bubrahnya dokumentasi sehingga adalah seyogyanya dunia peradilan ini lebih memerhatikan soal-soal ini, gitu," kata adrianus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com