Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iring-iringan Presiden Jokowi Dihadang, Ini Komentar Istana

Kompas.com - 14/02/2019, 17:50 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut, peristiwa penghadangan iring-iringan kendaraan presiden oleh para demonstrans dari Serikat Pekerja Awak Mobil Tangki (SP-AMT), Rabu (13/2/2019) malam, merupakan dinamika yang biasa bagi Presiden Joko Widodo.

"Presiden sudah terbiasa menghadapi masyarakat di jalanan," ujar Moeldoko saat dijumpai di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (14/2/2019).

Ia mencontohkan, saat Presiden Jokowi berkunjung ke daerah. Presiden seringkali membagi-bagikan buku atau kerudung ke masyarakat.

Baca juga: Ini Pesan Presiden Jokowi untuk Khofifah dan Emil Dardak

Saat pembagian itu, jarak antara Presiden dengan masyarakat sangat dekat.

"Bahkan nempel ke mobil Presiden. Saya sendiri secara pribadi sebagai mantan Panglima TNI sebenarnya cukup khawatir. Tapi Presiden happy-happy saja dengan situasi seperti itu. Akhirnya itu menjadi kebiasaan," ujar Moeldoko.

Soal peristiwa penghadangan Rabu malam yang diiringi dengan aksi dorong-dorongan dengan aparat, Moeldoko mengatakan, aparat keamanan, termasuk Paspampres, memiliki penilaian sendiri atas sebuah situasi yang menyangkut keamanan kepala negara.

Pada intinya, kepala negara mesti diamankan. Apabila Paspampres melihat ada peluang terjadinya gangguan keamanan pada kepala negara, maka ia wajib melakukan pengamanan lewat sejumlah aksi tertentu.

Baca juga: Jokowi: Kami Doakan Ibu Ani Cepat Diberikan Kesembuhan dan Kesehatan

Antara lain penangkapan, penghadangan, bahkan juga mungkin melumpuhkan seseorang yang dinilai berbahaya.

"Tapi yang semalam itu sedikit ada dorong-dorongan oleh aparat supaya jangan sampai nantinya ada yang ketabrak, keserempet mobil dan seterusnya. Artinya, itu merupakan peristiwa yang biasa, bukan hal serius," ujar Moeldoko.

Lagipula, Presiden juga menghentikan kendaraannya dan sempat berkomunikasi dengan salah satu demonstrans. Presiden sudah menyerap aspirasi demonstrans.

Diketahui, demonstrans SP-AMT sudah sekitar dua pekan menginap di pelataran Monas, menghadap Istana Merdeka.

Mereka meminta pemerintah membantu mereka lantaran terkena pemutusan hubungan kerja sepihak oleh perusahaan vendor mereka di PT Freeport Indonesia. \

Baca juga: Ini Kata Susi Pudjiastuti soal Isu Jokowi Antek Asing...

Dikutip dari Tribunnews.com, salah seorang istri demonstrans bernama Dewi Srityanti berhasil menerobos pengawalan Paspampres kemudian menyampaikan aspirasinya langsung kepada Presiden Jokowi.

"Ya saya langsung ngomong jika suami kami belum kerja, kami di sini (depan Istana) kelaparan, sudah nggak punya apa-apa, anak kami sudah nggak sekolah mau sampai kapan kami begini, pak?" kata dia.

Saat menyampaikan keluhannya, Dewi mengatakan, terlihat pula Ibu Negara Iriana duduk di sebelah Jokowi. Iriana, menurut Dewi, tersentuh dengan aspirasinya.

"Ibu Iriana juga menjawab, 'iya bu sabar Insya Allah selesai ya, bu', terang Dewi.

"Beliau merespons sangat baik, bahkan beliau kayak agak-agak nangis gitu karena saya benar-benar memohon sangat dan saya ngomong nggak mau lewat perantara-perantara, kami sudah sering dimodus-modusin oleh perantara," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com