JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut berkomentar soal isu pemerintahan Presiden Joko Widodo antek asing.
Dalam acara diskusi di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (12/2/2019), Susi sebagai bagian dari Kabinet Kerja membantah isu miring tersebut. Ia pun berkaca pada sektor yang digarap oleh kementeriannya.
"Kalau dibilang (pemerintahan Jokowi) antek asing, no. Apalagi di perikanan, non sense," ujar Susi.
Baca juga: Jokowi: Empat Tahun Dikatakan Presiden Antek Asing, Ini Saatnya Saya Berbicara...
Ia menegaskan, Presiden Jokowi justru memiliki komitmen yang tinggi dalam mewujudkan laut sebagai masa depan bangsa dan Indonesia menjadi poros maritim dunia.
Jokowi dinilai Susi berani mengeluarkan kebijakan yang rentan menimbulkan resistensi. Khususnya di dunia internasional.
"Pak Presiden dengan komitmen tingginya jalan saja. Saya pikir tidak akan ada yang berani seperti beliau dan saya senang diberikan wewenang seperti itu," ujar Susi.
Baca juga: Jokowi: Prabowo-Sandi Pakai Konsultan Asing, Terus yang Antek Siapa?
Ia memberikan contoh Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal.
Melalui Perpres itu, pemerintah memoratorium aktivitas kapal asing penangkap ikan di perairan Indonesia.
"Presiden langsung bikin Perpres 44/2016 di mana modal asing, kapal asing dan ABK asing itu tidak boleh lagi nangkap ikan di Indonesia. Top itu," ujar Susi.
Baca juga: Jokowi: Berarti Mereka yang Antek Indonesia...
Meski demikian, Susi memastikan bahwa negara tetap membutuhkan investasi asing. Namun, bukan pada sektor penangkapan ikan, melainkan dari sisi industri pengolahannya.
Asalkan, pabrik itu didirikan di Indonesia, bukan di luar negeri.
"Saya memberikan peluang untuk investasi asing di sektor pabrik. Ayo kamu mau sampai 100 persen juga saya silahkan. Tapi, kalau soal nangkap ikan itu tentang kedaulatan dan keberlanjutan. Sorry, tidak bisa," ujar Susi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.