Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei LSI: Hanya 2,9 Persen Responden yang Ubah Pilihan Pascadebat Pilpres

Kompas.com - 30/01/2019, 16:20 WIB
Ihsanuddin,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa debat kandidat pertama pilpres 2019 pada 17 Januari lalu tidak begitu berdampak pada pilihan politik masyarakat.

Peneliti LSI Albi Alfaraby mengatakan, hanya sedikit responden yang mau mengubah pilihan politiknya usai menonton debat.

LSI awalnya mengukur berapa banyak jumlah responden yang menonton debat. Hasilnya, dari seluruh responden yang berjumlah 2200 orang, hanya 50,6 persen yang mengaku menonton debat antara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca juga: Survei LSI: Hanya 14,9 Persen Responden Tonton Utuh Debat Pertama Pilpres

Lalu dari jumlah itu, LSI kembali mengukur apakah responden akan mengubah pilihan politiknya usai menonton debat.

"Hasilnya, hanya 5,8 persen yang mengaku mengubah pilihan politiknya, atau hanya 2,9 persen secara populasi," kata Albi saat merilis hasil surveinya di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Jumlah 2,9 persen itu, lanjut Albi, bisa dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, dari belum menentukan pilihan menjadi memilih calon.

Kedua, dari memilih calon menjadi tidak memilih calon.

Baca juga: Survei LSI: Jokowi-Maruf Unggul pada Debat Pertama

Ketiga, dari memilih Prabowo-Sandi menjadi memilih Jokowi-Ma’ruf. Keempat, dari memilih Jokowi-Ma’ruf menjadi memilih Prabowo-Sandi.

Peneliti LSI Albi Alfaraby saat merilis hasil suveinya di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (30/1/2019). KOMPAS.com/Ihsanuddin Peneliti LSI Albi Alfaraby saat merilis hasil suveinya di Kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (30/1/2019).

Menurut Albi, sedikitnya jumlah mereka yang akan mengubah pilihan politik pasca menonton debat dipengaruhi sejumlah faktor. Salah satunya karena jumlah masyarakat yang menonton debat secara utuh hanya sedikit.

Dari 50,6 persen yang mengaku menonton debat, hanya 14,9 persen yang menonton secara utuh. Kebanyakan dari responden itu juga sudah mempunyai pilihan masing-masing sebelum menonton debat.

"Oleh karena itu, ajang debat hanya dijadikan sebagai sarana untuk lebih memantapkan pilihannya kepada salah satu paslon," kata Albi.

Baca juga: Survei LSI Setelah Debat Pertama: Jokowi 54,8 Persen, Prabowo 31 Persen

Dengan hasil ini, maka debat capres pun otomatis tak memiliki dampak elektoral signifikan kepada kedua pasangan calon.

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf pasca debat yang diukur LSI pada Januari 2018 adalah 54,8 persen. Angka itu hanya sedikit naik dari survei LSI bulan Desember sebesar 54,2 persen.

Sementara itu, elektabilitas Prabowo-Sandi per Januari 2019 adalah 31,0 persen, naik sedikit dari elektabilitas per Desember 2018 sebesar 30,6 persen.

Baca juga: Ketua DPP PAN: Hasil Survei LSI Denny JA Selalu Meleset

Adapun jumlah masyarakat yang belum menentukan pilihan juga tidak terlalu banyak berubah pasca debat. Jumlah undecided voters hanya turun satu persen, dari 15,2 persen pada Desember 2018 menjadi 14,2 persen di Januari 2019.

"Debat Capres-Cawapres tidak memberikan efek elektoral signifikan," kata Albi.

Survei LSI ini dilakukan pada 18-25 Januari 2019 dengan metode multistage random sampling. Jumlah responden adalah 1200 orang yang memiliki hak pilih di Pilpres 2019.

Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini yakni plus minus 2,8 persen.

Kompas TV Sejumlah lembaga survei mengeluarkan hasil survei elektabilitas pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2019. Hasil survei ini ditanggapi beragam oleh kedua kubu. Bagaimana kedua paslon dan tim sukses memanfaatkan hasil survei elektabilitas ini menjelang hari pencoblosan april mendatang? Simak pembahasannya dalam Sapa Indonesia malam berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com