Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indikator: PPP dan Hanura Paling Tak Solid Dukung Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 23/01/2019, 16:27 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menemukan bahwa dukungan pemilih koalisi partai-partai pengusung pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, terbelah.

Fenomena ini disebut sebagai split-ticket voting, yaitu pilihan elite partai yang tidak sejalan dengan keinginan basis massa mereka.

Dari 9 parpol pendukung, pemilih Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hanura menjadi yang paling tidak solid mendukung Jokowi-Ma'ruf.

"PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi," ujar peneliti senior Indikator Rizka Halida di kantor Indikator, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).

Baca juga: Akar Rumput PPP yang Dukung Jokowi Diklaim Naik 2 Kali Lipat dari 2014

Data Indikator menunjukkan sebanyak 43,2 persen pemilih PPP memilih pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Sementara itu, 39,6 persen pemilih Partai Hanura memutuskan mendukung Prabowo-Sandiaga.

Di sisi lain, pemilih PDI Perjuangan menjadi yang paling solid untuk mendukung paslon Jokowi-Ma'ruf.

Baca juga: Timses Jokowi: Merah, Kuning, Hijau Solid, Suara Rakyat Jateng Tak Akan Pindah

Sebanyak 90,1 persen pemilih PDI Perjuangan tetap mendukung Jokowi-Ma'ruf, sesuai dukungan partai.

Sementara, hanya sebesar 6 persen pemilih yang "menyeberang" dan mendukung Prabowo-Sandiaga. Sisanya tidak menjawab atau tidak tahu.

"Pada kelompok partai koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, PDI-P saling solid mendukung capres-cawapres yang diusung," katanya.

Baca juga: Maruf Amin Yakin Suara NU Solid hingga Akar Rumput

Sebenarnya, partai-partai baru seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dikategorikan sangat solid mendukung paslon nomor urut 01.

Seluruh pemilih PKPI mendukung Jokowi-Ma'ruf. Lalu, sebesar 91,9 persen pemilih PSI juga memilih Jokowi-Ma'ruf dan sisanya mendukung Prabowo-Sandi.

Namun, kedua partai baru tersebut tidak memiliki jumlah basis pendukung yang besar.

Baca juga: Berupaya Dongkrak Suara Jokowi-Maruf, Elite PPP Keliling Daerah

Survei Indikator dilakukan pada 16-26 Desember 2018, dengan melibatkan 1.220 responden yang dipilih secara random (multistage random sampling).

Metode survei yang digunakan yaitu dengan wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Dalam survei ini, margin of error rata-rata sebesar plus minus 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen (dengan asumsi simple random sampling).

Kompas TV Ketua tim kampanye nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir memberikan pembekalan kepada sejumlah anggota tim kampanye di Jakarta Erick sempat menyindir adanya pasangan calon yang sengaja memasang poster Jokowi saat kampanye. Dalam memberikan pembekalan Erick Thohir meminta timnya harus solid memberi informasi yang benar dan terbuka selama kontestasi Pilpres 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Dibantu Tony Blair Institute, Indonesia Percepat Transformasi Layanan Digital Pemerintah

Nasional
Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Senat Mahasiswa Driyarkara Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Kabulkan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Ditanya Progres Komunikasi dengan PKB dan PPP, Gerindra: Jos!

Nasional
Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Ditanya Kemungkinan Gerindra Kembali Dukung Anies di Pilkada DKI, Gerindra: Anies Siapa?

Nasional
Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Dituding Jadi Penghambat Pertemuan Megawati dengan Jokowi, Hasto: Apa Perlu Saya Bacakan Komentar Anak Ranting?

Nasional
Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Survei LSI: Pemilih Anies dan Ganjar Tidak Puas dengan Penyelenggaraan Pemilu 2024

Nasional
Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Panglima TNI Minta Para Prajurit Tak Mudah Terprovokasi Berita-berita di Media Sosial

Nasional
Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Anggota DPR Ihsan Yunus Irit Bicara Usai Diperiksa sebagai Saksi Kasus APD Covid-19

Nasional
Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Erupsi Gunung Ruang, TNI AL Kerahkan KRI Kakap-811 dan 400 Prajurit untuk Bantuan Kemanusiaan

Nasional
Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Pertemuan Prabowo dan Menlu China Berlangsung Tertutup di Kemenhan

Nasional
Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Menlu Retno Telepon Menlu Hongaria Bahas soal Iran-Israel

Nasional
Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Bahlil Ungkap UEA Minat Investasi Panel Surya di IKN

Nasional
Petugas 'Ad Hoc' Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Petugas "Ad Hoc" Pilkada Akan Beda dengan Pilpres, KPU Buka Rekrutmen Lagi

Nasional
Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Bertemu Hampir 2 Jam, Jokowi dan Tony Blair Bahas Investasi Energi di IKN

Nasional
Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Firli Disebut Minta Rp 50 Miliar ke SYL, Pengacara: Fitnah!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com