JAKARTA, KOMPAS.com - Caleg Partai Amanat Nasional dari Daerah Pemilihan Jawa Barat V Faldo Maldini bercerita tentang pengalamannya berkampanye selama lebih dari 3 bulan ini.
Sebagai caleg muda, Faldo mencoba membuat inovasi-inovasi dalam kampanyenya. Apa terobosan yang dilakukan Faldo?
Salah satunya, menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi masyarakat di dapilnya.
"Misalnya ada masalah lapangan kerja nih di Kabupaten Bogor. Kalau sekarang saya tidak bisa kasih banyak hal, yang bisa saya kasih hanya obat pereda nyerinya. Saya kasih pelatihan bikin CV, bagaimana caranya cari kerja, wawancara kerja," ujar Faldo kepada Kompas.com, Senin (28/1/2019).
Baca juga: Cerita Caleg Milenial Bersaing Suara dengan Para Senior di Dapil...
Sebagai caleg muda dan baru, Faldo belum bisa memberikan bukti kerjanya. Meski demikian, ia mencoba mengadakan berbagai program yang lebih aplikatif saat ini untuk masyarakat. Program itu berkaitan dengan isu-isu di dapilnya.
Contohnya, ketika ada keluhan sembako mahal, Faldo mengadakan bazar murah. Bazar sembako ini diikuti oleh relawannya sendiri yang memiliki usaha di bidang ini.
Faldo mengatakan, hal itu menjadi solusi sementara. Kepada konstituennya, ia berjanji akan mencari solusi permanen jika berhasil masuk ke parlemen.
"Tolong antarkan saya ke Senayan, nanti saya ubah undang-undangnya," kata dia.
Menurut dia, interaksi dengan masyarakat dalam kampanye adalah hal penting. Kampanye tidak harus selalu dilakukan satu arah seperti penyampaian visi misi dan program.
Baca juga: Alasan Para Caleg Milenial Ikut Perebutkan Kursi Wakil Rakyat...
Pada masa kampanye Pileg 2019 ini, dia juga membuka program magang. Program ini bisa diikuti semua kalangan yang ingin mengetahui perjuangan seorang caleg ke kursi parlemen.
"Saya bikin program magang caleg. Jadi saya ajakin anak muda untuk ikut turun ke dapil bareng saya untuk lihat langsung masalahnya masyarakat bagaimana," kisah Faldo.
Menurut dia, program magang bagian dari keinginannya melibatkan partisipasi publik. "Demokrasi itu partisipasi," kata pria berusia 28 tahun ini.
Meski melakukan berbagai terobosan, Faldo mengatakan, kampanye yang paling efektif adalah blusukan. Dalam tiga bulan masa kampanye ini, ia sudah keliling hingga 260 titik di dapilnya.
Menurut dia, cara ini lebih efektif daripada menyebar spanduk.
"Enggak ada cara lain selain blusukan dan saya pribadi baru cetak alat peraga baru sekarang bulan ini," kata dia.
Selain itu, penggunaan media sosial dioptimalkan. Faldo mengatakan, kampanye di lapangan dan media sosial harus dikombinasikan.
Baca juga: Cerita Caleg: Terjun ke Wilayah Pelosok hingga Sempat Salah Kaprah
menggunakan media sosial Twitter, Instagram, dan Facebook. Di Twitter, ia lebih banyak melakukan pertarungan narasi atas sebuah masalah.
Sementara, Instagram dan Facebook banyak digunakan untuk membagi dokumentasi kegiatan kampanyenya.
Dia juga menggunakan media sosial Youtube untuk berbagi video kampanye. Biasanya, berupa endorsement terhadap pengusaha UMKM yang ada di dapilnya.
"Biasanya kalau ada UMKM di Kabupaten Bogor, saya promosikan karena ada sekitar 180.000 followers saya dan itu 10 persen Kabupaten Bogor. Setidaknya orang Bogor bisa dapat endorsement gratis lah," ujar Faldo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.