Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Beli mobil Biar Ganteng, Gantengnya Cuma 6 Bulan

Kompas.com - 25/01/2019, 16:47 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

TANGSEL, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo berpesan, masyarakat yang ingin menggadaikan sertifikat tanahnya ke bank harus benar-benar mempunyai kalkulasi yang benar agar sertifikat itu tidak disita.

Ia mencontohkan, seseorang menjadikan sertifikat tanahnya sebagai agunan di bank. Uang dari pinjaman itu kemudian dibelikan barang yang tidak produktif.

"Beli mobil, biar kelihatan ganteng. Gantengnya saya yakin cuma enam bulan. Enggak bisa lunasin, mobil ditarik leasing, sertifikatnya hilang," ujar Jokowi saat membagikan sertifikat kepada 40.172 warga Tangerang Selatan di Lapangan Skadron 21/ Sena Puspenerbad, Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Jumat (25/1/2019).

Jokowi berpesan, uang pinjaman harus sepenuhnya digunakan untuk hal-hal produktif. Apabila dari situ terdapat keuntungan, itulah yang ditabung untuk kemudian digunakan membeli mobil, motor atau barang-barang tidak produktif lainnya.

Baca juga: Belum Baca, Jokowi Tak Mau Komentar soal Tabloid Indonesia Barokah

Pada penghujung pidato, Presiden pun menunjuk beberapa orang untuk maju ke atas panggung. Salah satu di antaranya adalah seorang pria paruh baya bernama Sinaran Paridi.

Presiden bertanya, apakah Sinaran akan menjadikan sertifikat tanahnya sebagai agunan di bank atau tidak.

"Iya, Pak. Sertifikat ini disekolahkan, uangnya untuk beli mobil, mobilnya untuk saya nge-Grab," ujar Sinaran. Presiden mengapresiasi rencana Sinaran tersebut.

"Nah, kalau ini boleh. Beli mobil buat nge-Grab, mencari uang. Tapi bukan beli mobil buat gagah- gagahan. Kalau ini bisa, enggak apa-apa," lanjut Jokowi.

Presiden kemudian bertanya detail soal rencana sinaran itu, mulai dari berapa jumlah uang yang akan dipinjam, apakah ia sanggup mengangsur hingga berapa lama angsuran tersebut dapat dilunasi. Sinaran menjawab dengan lancar.

Baca juga: Warga Mengaku Bayar Rp 3 Juta saat Urus Sertifikat Tanah, Jokowi Persilakan Lapor Polisi

"Rencana saya, (pinjam uang ke bank) sesuai harga sertifikat saya, ada Rp 150 juta dapat. Saya itu sudah hitung-hitung, (mencicil) setiap bulan masuk. Mungkin (lunas) empat sampai lima tahun ya," ujar Sinaran.

"Nah, begini baru benar. Kalau minjam uang di bank itu harus sudah ada hitung-hitungannya. Kapan saya bisa selesaikan, bisa mengangsur atau enggak. Jangan ke bank enggak ada kalkulasi, hilang nanti barang (sertifikat) ini," timpal Jokowi.

Kompas TV Setelah terkatung-katung selama 8 tahun RUU Minyak dan Gas Bumi akhirnya kembali ke meja pembahasan. Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Istana membahas RUU Migas. Presiden meminta jajarannya melakukan kajian dengan teliti dan hati hati. Agar nantinya undang-undang ini dapat memperkuat ketahanan dan kemandirian energi nasional. RUU Migas ini berkali-kali masuk ke Program Legislasi Nasional sudah masuk prioritas tapi entah mengapa selalu molor.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com