Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pertama Pilpres Hambar, KPU Harus Libatkan Publik dalam Evaluasi

Kompas.com - 19/01/2019, 19:22 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyebut, debat pertama pilpres, Kamis (17/1/2019) berlangsung hambar dan di luar ekspektasi.

Terjadi sebuah anomali ketika sesi 2 dan 3 berlangsung, moderator menyebut amplop yang berisi pertanyaan masih tersegel. Padahal, pertanyaan itu sendiri telah diberikan ke kandidat beberapa hari sebelum debat.

Ironinya lagi, selain pertanyaan sudah lebih dulu diberikan, kandidat masih juga membawa contekan saat debat digelar.

Hal ini seakan memperlihatkan pasangan capres-cawapres tak lebih 'garang' dari tim kampanye mereka.

Baca juga: Mantan Komisioner KPU: Kisi-kisi Debat Jadikan Paslon Seolah Tampilkan Drama di TV

"Kita sudah terbiasa menonton di tv timses itu lebih galak daripada paslon, bagaimana kalau kemudian nonton di tv itu jadi kita deg-degan," kata Titi dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).

Selain itu, dengan diberikannya pertanyaan sebelum debat, ternyata juga tidak membuat capres-cawapres mampu mengelaborasi visi, misi dan program yang mereka tawarkan.

Padahal, debat bertujuan supaya pasangan calon dapat menyampaikan visi, misi dan program mereka secara lebih mendalam.

Menurut Titi, harus ada evaluasi yang dilakukan oleh KPU terkait dengan metode debat, yang melibatkan berbagai pihak.

Baca juga: TKN Jokowi Sarankan KPU Libatkan Panelis di Debat Pilpres Berikutnya

Pertama, KPU harus lebih dulu mematangkan konsep, sebab, KPU bertindak sebagai regulator pemilu. Selanjutnya, konsep yang dinuat KPU perlu mendapat masukan dari publik dan para pemangku kepentingan pemilu yang lain.

"Di sinilah peran peserta, pemantau, media, tokoh masyarakat itu difasilitasi. Tapi, tetap saja, pengambil keputusan akhir itu adalah KPU," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com