Salin Artikel

Debat Pertama Pilpres Hambar, KPU Harus Libatkan Publik dalam Evaluasi

Terjadi sebuah anomali ketika sesi 2 dan 3 berlangsung, moderator menyebut amplop yang berisi pertanyaan masih tersegel. Padahal, pertanyaan itu sendiri telah diberikan ke kandidat beberapa hari sebelum debat.

Ironinya lagi, selain pertanyaan sudah lebih dulu diberikan, kandidat masih juga membawa contekan saat debat digelar.

Hal ini seakan memperlihatkan pasangan capres-cawapres tak lebih 'garang' dari tim kampanye mereka.

"Kita sudah terbiasa menonton di tv timses itu lebih galak daripada paslon, bagaimana kalau kemudian nonton di tv itu jadi kita deg-degan," kata Titi dalam sebuah diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/1/2019).

Selain itu, dengan diberikannya pertanyaan sebelum debat, ternyata juga tidak membuat capres-cawapres mampu mengelaborasi visi, misi dan program yang mereka tawarkan.

Padahal, debat bertujuan supaya pasangan calon dapat menyampaikan visi, misi dan program mereka secara lebih mendalam.

Menurut Titi, harus ada evaluasi yang dilakukan oleh KPU terkait dengan metode debat, yang melibatkan berbagai pihak.

Pertama, KPU harus lebih dulu mematangkan konsep, sebab, KPU bertindak sebagai regulator pemilu. Selanjutnya, konsep yang dinuat KPU perlu mendapat masukan dari publik dan para pemangku kepentingan pemilu yang lain.

"Di sinilah peran peserta, pemantau, media, tokoh masyarakat itu difasilitasi. Tapi, tetap saja, pengambil keputusan akhir itu adalah KPU," tandasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2019/01/19/19222501/debat-pertama-pilpres-hambar-kpu-harus-libatkan-publik-dalam-evaluasi

Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke