Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paparan Visi Misi Jokowi dan Prabowo soal Terorisme Dinilai Kurang Elaboratif

Kompas.com - 19/01/2019, 00:35 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme dari The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden belum memberikan perhatian yang mendalam terkait isu terorisme.

Hal itu terlihat dari pemaparan visi misi kedua pasangan calon pada saat debat pertama pilpres, Kamis (17/1/2019).

Harits menilai, keduanya belum bisa menampilkan konstruksi pemikiran yang komprehensif, sistematis, dan sederhana.

"Paparan dua paslon masih jauh dari ekspektasi publik, yang berharap narasi mereka bernas, tuntas dan fundamental," ujar Harits melalui keterangan tertulis, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Soal Terorisme, Maruf Dinilai Tajam dan Mengena, Prabowo Tak Paham Akar Masalah

Harits mengatakan, konstruksi pemikiran yang komprehensif seharusnya dapat digunakan kedua pasangan calon untuk mengidentifikasi masalah terkait terorisme, dari hulu hingga ke hilir.

Dengan demikian, masing-masing pasangan calon dapat memberikan solusi-solusi praktis untuk mencegah dan menindak terorisme tanpa melanggar koridor yang diatur dalam UU Terorisme, UU HAM dan sistem hukum.

Di sisi lain, Harits memandang adu debat antara pasangan calon terkait isu terorisme juga kurang menarik, dengan narasi yang kurang elaboratif.

Baca juga: Pernyataan Prabowo tentang Terorisme Dikirim dari Negara Lain Dinilai Konspiratif

"Bisa jadi memang soal terorisme dianggap bukan soal fundamental yang dihadapi bangsa Indonesia dibandingkan persoalan-persolan lainnya seperti ekonomi, keadilan, pendidikan dan peningkatan kualitas SDM, moral generasi bangsa, kejahatan kerah putih dan narkoba," kata Harits.

Saat debat pertama pilpres, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin menekankan pemberantasan terorisme dengan strategi pencegahan, penindakan, deradikalisasi dan peningkatan pengetahuan HAM terhadap aparat.

Sedangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menekankan bahwa aspek terorisme dipengaruhi oleh faktor eksternal, faktor ketidakadilan hukum dan ekonomi, sehingga perlu dilakukan dengan pendekatan ke penyebab terorisme serta peningkatan investasi untuk aparat penegak hukum.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Visi Misi Capres-Cawapres Bidang Pemberantasan Terorisme

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com