Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2019, 10:26 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat terorisme dari Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Robi Sugara, mengungkapkan, pernyataan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, tentang terorisme yang kerap dikirim dari negara lain merupakan konspirasi.

"Pernyataan Prabowo itu konspirasi ya. Dia menyatakan terorisme itu dari luar atau ada agenda yang tersembunyi dari negara lain dan seakan-akan Indonesia dimainkan oleh mereka," kata Robi kepada Kompas.com, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Prabowo: Seringakali Terorisme Dikirim dari Negara Lain dan Dibuat Nyamar

Sebelumnya, saat debat pertama pemilihan presiden (Pilpres) 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis malam, Prabowo menuturkan terorisme acap dikirim dari negara lain dan dibuat nyamar.

Prabowo tidak setuju bila terorisme dianggap berasal dari salah satu agama tertentu.

"Seolah terorisme itu orang Islam, padahal itu sebetulnya dia itu bukan dikendalikan oleh orang yang mungkin bukan orang Islam, mungkin orang asing atau bekerja untuk orang asing,” sambungnya.

Baca juga: Paparan 2 Paslon soal Isu Terorisme Masih Jauh dari Harapan Publik

Namun demikian, Robi menjelaskan, kelompok-kelompok ekstrem di Indonesia yang berbasis agama sebenarnya sudah ada sebelum munculnya ISIS, seperti kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

"Kelompok ekstrem berbasis agama Islam NII sudah ada di Indonesia yang dimulai pada tahun 1949. Kurang lebih ideologinya sama dengan ISIS, yakni membentuk negara dengan sistem hukum Islam. Jadi ini bukan persoalan kiriman dari luar," ucapnya kemudian.

Berdasarkan catatannya, lanjut Robi, kelompok-kelompok ekstrem di Indonesia justru yang paling eksis di negara lain, seperti di Malaysia dan Filipina. Di Malaysia, banyak kelompok asal Indonesia yang menyebarkan paham radikalisasi mulai tahun 1998.

Baca juga: Paslon Tawarkan Deradikalisasi Terorisme, Pengamat sebut Itu Program Gagal

 

"Masyarakat muslim di Malaysia diradikalisasi oleh kelompok itu. Mereka pergi ke Malaysia saat Orde Baru," tutur Robi.

Adapun di Pulau Mindanao, Filipina, banyak kelompok dari Indonesia yang melatih kelompok ekstrem Abu Sayyaf dari sisi militer maupun ideologinya.

"Kelompok asal Indonesia itu dari Jemaah Islamiyah. Makanya Indonesia itu eksis dalam masalah terorisme dan pernyataan Prabowo tadi malam jelas konspirasi," pungkasnya.

Kompas TV Debat pertama capres dan cawapres 2019 telah usai. Bersama dengan narasumber, Aiman akan mengulas fakta dan data yang telah dipaparkan saat debat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Polri: Rumah Anggota Polisi yang Diduga Jadi Penampungan Korban TPPO di Lampung Disewakan ke Tersangka

Polri: Rumah Anggota Polisi yang Diduga Jadi Penampungan Korban TPPO di Lampung Disewakan ke Tersangka

Nasional
Prabowo Temui Presiden Jokowi di Istana

Prabowo Temui Presiden Jokowi di Istana

Nasional
PDI-P: Dengan Kerendahan Hati, Kami Tawarkan Demokrat Kerja Sama

PDI-P: Dengan Kerendahan Hati, Kami Tawarkan Demokrat Kerja Sama

Nasional
Tanggapi Video Viral, Kemenag: Jemaah Kloter 14 Makassar Tidak Telantar, tapi Pindah Hotel

Tanggapi Video Viral, Kemenag: Jemaah Kloter 14 Makassar Tidak Telantar, tapi Pindah Hotel

Nasional
Masa Jabatan Firli dkk Diperpanjang, Pemerintah Tak Bentuk Pansel Capim KPK

Masa Jabatan Firli dkk Diperpanjang, Pemerintah Tak Bentuk Pansel Capim KPK

Nasional
2 Pengusaha Penyuap Hakim Agung Dituntut 8,5 dan 8 Tahun Penjara

2 Pengusaha Penyuap Hakim Agung Dituntut 8,5 dan 8 Tahun Penjara

Nasional
Bertambah 3, Jemaah Haji Indonesia Wafat di Arab Saudi Capai 29 Orang

Bertambah 3, Jemaah Haji Indonesia Wafat di Arab Saudi Capai 29 Orang

Nasional
Pemerintah Sepakat Ikuti Putusan MK, Masa Jabatan Pimpinan KPK Jadi 5 Tahun

Pemerintah Sepakat Ikuti Putusan MK, Masa Jabatan Pimpinan KPK Jadi 5 Tahun

Nasional
Jokowi Akan Terbitkan Keppres, Masa Jabatan Firli dkk Bakal Diperpanjang

Jokowi Akan Terbitkan Keppres, Masa Jabatan Firli dkk Bakal Diperpanjang

Nasional
Andhi Pramono Pakai Rekening Mertua untuk Transaksi Keuangan

Andhi Pramono Pakai Rekening Mertua untuk Transaksi Keuangan

Nasional
Sandiaga Ingin Tawarkan PKS Ikut Keberlanjutan Pembangunan, Bukan Perubahan

Sandiaga Ingin Tawarkan PKS Ikut Keberlanjutan Pembangunan, Bukan Perubahan

Nasional
Demokrat Dinilai Tak Sabaran, Mengada-ada soal Elektabilitas Anies Turun sebab Belum Ada Cawapres

Demokrat Dinilai Tak Sabaran, Mengada-ada soal Elektabilitas Anies Turun sebab Belum Ada Cawapres

Nasional
Kaesang Pakai Kaos PSI, Puan Maharani: Mau Masuk PDI-P Enggak?

Kaesang Pakai Kaos PSI, Puan Maharani: Mau Masuk PDI-P Enggak?

Nasional
Berkaca dari Sidang Haris-Fatia, KY Ingatkan Pentingnya Akses Peradilan

Berkaca dari Sidang Haris-Fatia, KY Ingatkan Pentingnya Akses Peradilan

Nasional
Sandiaga Rayu PKS Gabung Poros Percepatan Pembangunan

Sandiaga Rayu PKS Gabung Poros Percepatan Pembangunan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com