JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat komunikasi politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto, mengatakan, ada dua keuntungan debat untuk kedua pasangan calon yang berkompetisi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hal itu dikatakannya dalam diskusi"Jelang Debat Siapa Hebat" di Jakarta, Sabtu (12/1/2019).
"Kalau dalam perspektif komunikasi politik pada konteks kepentingan kandidat, ada dua keuntungan debat. Pertama adalah manajemen kesan dan kedua memastikan ikrar dirinya sebagai seorang calon pemimpin," ujar Gun Gun.
Baca juga: Saya Khawatir Tim Gabungan Kasus Novel Hanya untuk Kepentingan Jokowi Saat Debat
Gun Gun menjelaskan, untuk sisi manajemen kesan, kandidat sejatinya bisa memberikan kesan, bukan pesan saat debat.
Sebab, dalam konteks sebuah panggung debat, apa yang disampaikan oleh kandidat akan berhubungan dengan persepsi publik.
Menurut dia, para kandidat harus berpenampilan bagus, terutama dalam konteks membujuk pemilih untuk memilih dirinya.
"Ada tiga komponen dasar untuk bisa membujuk pemilih, yaitu pada aspek kredebilitas, emosi, dan argumentasi," ujar Gun Gun.
Soal kredebilitas, lanjut dia, masyarakat akan menilai apakah yang disampaikan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga dapat dipercaya atau tidak.
Baca juga: Kubu Prabowo-Sandiaga Gelar Nobar Debat Capres 2014, Dihadiri Bidadari Indonesia
Jika pernyataan yang disampaikan meragukan, maka masyarakat tidak percaya dan akan merugikan kandidat.
"Pertarungan di debat nanti juga akan banyak aspek emosi yang kemudian akan ditampilkan kandidat," kata dia.
Di luar aspek-aspek itu, yang terpenting adalah argumentasi. Baginya, argumentasi yang disampaikan kandidat akan berpengaruh secara langsung terhadap perilaku pemilih.
"Pengaruh langsungnya adalah pada saat debat, respons dari kandidat seperti apa dan lanjutannya adalah dalam persepsi khalayak yang diperbincangkan di ruang maya," ujar Gun Gun.
Baca juga: Tim Gabungan Kasus Novel Baswedan Terkesan Disiapkan untuk Debat Pilpres
Sementara itu, untuk keuntungan kedua, menurut Gun Gun, debat dijadikan sebagai panggung bagi kandidat untuk mengikrarkan bahwa dirinya adalah calon pemimpin yang tepat.
Hal itu disampaikan melalui visi dan misi serta program yang komprehensif.
"Mulai debat pertama hinggga akhir, masyarakat akan dihadapkan pada dialektika program. Sehingga kita berharap kandidat tidak hanya mengumbar janji saja, tetapi juga meyakinkan pemilih bahwa mereka memiliki kredebilitas sebagai pemimpin," kata Gun Gun.