Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Ekstra Eks Pengusung Prabowo Menangkan Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 20/12/2018, 08:12 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, didukung oleh sembilan partai politik peserta pemilu 2019.

Partai tersebut adalah PDI-Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Hanura, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Perindo, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan Partai Solidaritas Indonesia.

Dari sembilan partai tersebut, parpol yang harus bekerja ekstra dalam mendulang suara bagi Jokowi-Ma'ruf adalah PPP dan Partai Golkar.

Baca juga: Romahurmuziy: PR Terbesar Menangkan Jokowi Ada di PPP dan Golkar

 

Hal ini bukannya tanpa alasan. Dua partai tersebut merupakan partai yang baru mendukung Jokowi pada Pemilihan Presiden 2019.

Pada Pilpres 2014, PPP dan Partai Golkar masih bergabung dalam partai koalisi pendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Dengan perpindahan dukungan ini, dukungan kader akar rumput dua partai tersebut kepada Jokowi-Ma'ruf pun belum maksimal.

Baca juga: Akar Rumput PPP yang Dukung Jokowi Diklaim Naik 2 Kali Lipat dari 2014

Jika presentase dukungan akar rumput dari tujuh partai pendukung Jokowi-Ma'ruf sudah mencapai 90 persen, dua partai ini masih berada di kisaran 50 sampai 70 persen.

Upaya Golkar

Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/4/2018)Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (16/4/2018)

Hal ini diakui oleh Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily. Ace mengatakan ini merupakan konsekuensi dari perbedaan sikap politik dari Pilpres 2014 ke 2019.

"Itu kan sebagai implikasi dari dukungan tahun 2014 lalu kita tidak ke Pak Jokowi secara resmi. Tetapi kan sekarang sudah memberikan dukungan dan saya kira Golkar adalag partai yang paling awal mendukung Pak Jokowi dalam Pilpres 2019 ini," ujar Ace ketika dihubungi, Rabu (19/12/2018).

Baca juga: Kebersamaan Jokowi dan Airlangga Disebut Tingkatkan Dukungan Akar Rumput

Pada Pilpres 2014, jumlah akar rumput yang mendukung Jokowi dan Jusuf Kalla hanya 18 persen. Sedangkan pada Pilpres 2019, presentasenya sudah hampir 70 persen. Ace mengatakan kenaikan ini sebenarnya cukup signifikan.

"Saya kira apa yang dilakukan oleh kita sudah menghasilkan elektabilitas yang signifikan ya," ujar Ace.

Beberapa upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan sosialisasi kepada kader.

Baca juga: Target Golkar, 95 Persen Kader Pilih Jokowi-Maruf di Pilpres

 

Selain itu juga dengan melibatkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Jokowi dalam kegiatan kampanye. Dengan melihat kebersamaan ketua umum dengan Jokowi, kata Ace, kader akan ikut mendukung.

Sebab pada dasarnya, Ace yakin kader Golkar loyal dengan ketua umum mereka. Ace yakin sebagian besar kader akan mengikuti putusan itu. Dia pun menargetkan dukungan akar rumput Golkar kepada Jokowi-Ma'ruf akan di atas 90 persen.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Ke Ribuan Perwira Siswa, Sekjen Kemenhan Bahas Rekonsiliasi dan Tampilkan Foto Prabowo-Gibran

Nasional
Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Resmikan Tambak BINS, Jokowi: Ini Langkah Tepat Jawab Permintaan Ikan Nila yang Tinggi

Nasional
Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Terus Berpolitik, Ganjar Akan Bantu Kader PDI-P yang Ingin Maju Pilkada

Nasional
Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Kentalnya Aroma Politik di Balik Wacana Penambahan Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Pejabat Kementan Patungan untuk Gaji Pembantu SYL di Makassar Rp 35 Juta

Nasional
Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Panglima TNI Perintahkan Pengamanan Pilkada Harus Serius karena Ancaman dan Risiko Lebih Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com