Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerja Ekstra Eks Pengusung Prabowo Menangkan Jokowi-Ma'ruf

Kompas.com - 20/12/2018, 08:12 WIB
Jessi Carina,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

"Kita targetkan bulan ini sekitar 80 persen. Setelah itu mungkin kita bisa raih 95 persen," kata Ace.

Upaya PPP

PPP juga memiliki pekerjaan rumah yang sama untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf. Meski demikian, Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani mengatakan akar rumput partainya yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin sudah meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan Pilpres 2014 lalu.

Baca juga: Berupaya Dongkrak Suara Jokowi-Maruf, Elite PPP Keliling Daerah

 

Saat mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2014, Arsul mengatakan akar rumput PPP yang mendukung Jokowi hanya 31 persen.

Sekjen PPP Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/4/2018)Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim Sekjen PPP Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/4/2018)

"Sekarang dari hasil lembaga survei, dari 31 persen itu maka tingkat dukungan akar rumput PPP, struktur, dan kultur PPP itu sudah 69,7 persen. Jadi sudah dua kali lipat lebih," ujar Arsul.

Meskipun sudah meningkat banyak, Arsul mengakui jumlah akar rumput yang mendukung Jokowi-Ma'ruf harus lebih ditingkatkan lagi.

Baca juga: Khofifah Sebut Elektabilitas Jokowi-Maruf di Jatim 61 Persen

 

Dia setuju ketika PPP disebut punya pekerjaan rumah lebih besar dari partai koalisi lain untuk memenangkan Jokowi-Ma'ruf.

"Memang dibandingkan dengan partai-partai yang sudah sejak 2014 mendukung Pak Jokowi, kami memang masih lebih rendah," kata dia.

Namun, Arsul optimis dukungan dari akar rumput masih bisa bertambah. Elite PPP akan turun ke daerah-daerah untuk bertemu kader rumput untuk meningkatkan dukungan itu.

Kompas TV Joko Widodo melakukan safari politik sebagai calon presiden di Madura, Jawa Timur, Rabu (19/12). Jokowi menghadiri deklarasi akbar ulama Madura.<br /> <br /> Joko Widodo menuju ke Gedung Ratu Ebo Bangkalan dengan menumpang delman bersama putri Gus Dur, Yenny Wahid. Setibanya di gedung, Joko Widodo disambut ulama dan santri. Di antara pendukung Jokowi, tampak La Nyala Mataliti, mantan kader Gerindra, yang kini beralih mendukung pasangan Jokowi Ma&rsquo;ruf Amin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com