Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Nusantara, Wujud Implementasi "Deklarasi Juanda"

Kompas.com - 13/12/2018, 13:26 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebijakan Pemerintah Indonesia untuk memperpanjang batas wilayah laut melalui "Deklarasi Djuanda" pada 13 Desember 1957 menjadi titik balik kelautan dan kemaritiman di Indonesia.

Melalui gebrakannya, Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja mengubah garis batas dari 3 mil menjadi 12 mil sejauh garis pantai. Upaya Indonesia kemudian dipertegas melalui Undang-Undang Nomor 4/Prp 1960.

Awalnya, upaya ini mendapat pertentangan dari dunia internasional. Upaya ini baru mendapatkan pengakuan internasional pada 1982. Sejak saat itu, barulah batas-batas laut teritorial Indonesia secara resmi sesuai dengan Deklarasi Djuanda.

Dilansir dari Harian Kompas terbitan 15 Desember 2004, Meskipun Deklarasi Djuanda secara geopolitik dan geoekonomi memiliki arti sangat penting dan strategis bagi bangsa Indonesia, pemerintah baru memperingatinya sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid pada 2000.

Melalui Keputusan Presiden Nomor 126 Tahun 2001, Presiden Megawati Soekarnoputri kemudian mengukuhkan Hari Nusantara, 13 Desember, sebagai Hari Nusantara. Untuk memperingati Hari Nusantara ditunjuklah daerah tertentu sebagai pusat perayaan.

Berbagai kegiatan dilakukan, seperti bersih pantai, bakti sosial, pengobatan gratis, berbagai penyuluhan ke berbagai daerah mengenai kelautan dan juga sumber daya laut, dan puncaknya ada seremonial dari TNI Angkatan Laut.

Pada 2018, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah menjadi pusat dilakukannya serangkaian acara untuk memperingati puncak Hari Nusantara.

Baca juga: 13 Desember 1957, Deklarasi Juanda Jadi Titik Balik Kelautan Indonesia

Potensi besar

Melalui Deklarasi Djuanda, wilayah laut Indonesia menjadi sangat luas, yaitu 5,8 juta km persegi, yang merupakan tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia.

Di dalamnya terdapat lebih 17.500 pulau dan dikelilingi garis pantai sepanjang 81.000 km. Garis pantai itu merupakan terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.

Laut Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat besar dan beraneka ragam, baik yang dapat pulih (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput laut, dan produk-produk bioteknologi).

Sumber daya itu juga meliputi kekayaan yang tak dapat pulih (seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya) dan energi kelautan (seperti pasang surut, gelombang, angin, dan OTEC atau ocean thermal energy conversion) maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut.

Kemudian, lahan pesisir (coastal land) yang sesuai untuk usaha budidaya tambak udang, bandeng, kerapu, kakap, kepiting, rajungan, rumput laut, dan biota perairan lainnya.

Oleh karena begitu luas dan kompletnya, Indonesia dikenal sebagai sebagai negara maritim dan kepulauan terbesar di dunia dengan fasilitas yang lengkap. Maka pemaknaan Hari Nusantara memainkan peran yang strategis dan mendasar bagi kesatuan, persatuan, pertahanan dan kedaulatan Indonesia.

Hari Nusantara menjadi implementasi dari Deklarasi Juanda yang sejatinya memiliki tiga pilar utama membangun kesatuan dan persatuan bangsa.

Tiga pilar utama itu adalah Kesatuan Kejiwaan yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Kesatuan Kenegaraan dalam NKRI yang diproklamirkan oleh Soekarno-Hatta tanggal 17 Agustus 1945 dan Kesatuan Kewilayahan (darat, laut, dan udara) yang diumumkan Djoeanda, 13 Desember 1957.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

MK Registrasi 297 Sengketa Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com