Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub Minta Rakyat Papua Dilibatkan dalam Proyek Infrastruktur

Kompas.com - 11/12/2018, 21:02 WIB
Ihsanuddin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal meminta masyarakat Papua dilibatkan dalam pengerjaan proyek infrastruktur yang saat ini tengah digenjot di Bumi Cendrawasih. Menurut dia, keterlibatan masyarakat Papua bisa meminimalisir resiko aksi kekerasan terhadap pekerja proyek.

"Libatkan mereka juga di situ, kerja. Entah jadi buruh kasar, agar mereka juga punya keterlibatan, memiliki. Dengan demikian, jalan selesai, masyarakat dapat ikut serta, jadi dia bangga. Ini kan hal-hal yang bersifat manusiawi sekali," kata Klemen di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/12/2018).

Hal ini disampaikan Klemen menanggapi pembantaian terhadap pekerja PT Istaka Karya yang tengah membangun jembatan di Distrik Yigi, Nduga beberapa waktu lalu.

Baca juga: Korban Selamat Peristiwa Nduga Papua: Kami Ingin Pulang, Kami Trauma...

Klemen Tinal menyayangkan peristiwa tersebut dan meminta petugas keamanan bertidak tegas terhadap pelaku pembantaian.

Namun, Klemen juga meminta PT Istaka Karya bertanggung jawab atas insiden berdarah itu. Menurut dia, penembakan terjadi akibat tidak ada pengamanan yang ketat selama proyek dikerjakan.

"Perusahaan harus bertanggung jawab. Anak buah dibiarkan di hutan, tidak ada safety, tidak ada pembicaraan dengan keamanan setempat," ujarnya.

Selain pengamanan, Klemen Tinal menyebut PT Istaka Karya juga tidak membangun hubungan baik dengan masyarakat Nduga. Dia berpendapat, seharusnya PT Istaka Karya meminta izin kepada Majelis Rakyat Papua atau tokoh masyarakat Nduga sebelum proyek jalan trans-Papua dimulai.

Baca juga: Tim Gabungan Identifikasi 17 Orang Tewas dalam Serangan KKB di Nduga

"Katakan lah sekarang perusahaan itu membangun di Nduga, bicara dong dengan rakyat Papua. 'Yang mulia', kita sebut. Kita mau membangun jalan ini seperti apa supaya disampaikan ke tokoh-tokohnya, ini didampingi ya, seperti ini. Itu substansi masalahnya," jelas dia.

"Ini masalah budaya, lain ilalang lain belalang. Jangan karena di sini seperti ini, lalu seenak perut diterapkan di Papua, apalagi yang di gunung. Harus tahu pendekatannya seperti ini agar bisa bagus jalannya," tambah dia.

Pembantaian oleh KKB

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebut, tim gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri berhasil mengidentifikasi 17 korban pembantaian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua.

Dari jumlah tersebut, seluruhnya dinyatakan meninggal dunia dengan luka tembak dan bacok.

Selain jumlah itu, tim gabungan menyatakan, empat korban yang juga sempat dibawa ke tempat pembantaian di Bukit Puncak Kabo selamat dan sudah dievakuasi. Mereka selamat setelah melarikan diri.

Sementara itu, empat orang masih dalam pencarian. Keempat korban tersebut bisa melarikan diri setelah terluka bacok dan tak menderita luka tembak. Saat ini, TNI dan Polri terus melakukan pencarian terhadap keempat korban, baik di Bukit Puncak Kabo maupun sekitaran TKP.

Di sisi lain, tim gabungan TNI dan Polri juga terus melakukan pengejaran terhadap kelompok bersenjata yang melakukan pembantaian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Minta Kemenag Antisipasi Masalah Saat Puncak Haji, Timwas Haji DPR: Pekerjaan Kita Belum Selesai

Nasional
Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Timwas Haji DPR RI Minta Kemenag Pastikan Ketersediaan Air dan Prioritaskan Lansia Selama Puncak Haji

Nasional
Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Timwas Haji DPR Minta Oknum Travel Haji yang Rugikan Jemaah Diberi Sanksi Tegas

Nasional
Kontroversi Usulan Bansos untuk 'Korban' Judi Online

Kontroversi Usulan Bansos untuk "Korban" Judi Online

Nasional
Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Tenda Haji Jemaah Indonesia di Arafah Sempit, Kemenag Diminta Beri Penjelasan

Nasional
MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

MUI Minta Satgas Judi Online Bertindak Tanpa Pandang Bulu

Nasional
Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Tolak Wacana Penjudi Online Diberi Bansos, MUI: Berjudi Pilihan Hidup Pelaku

Nasional
MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

MUI Keberatan Wacana Penjudi Online Diberi Bansos

Nasional
[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com