Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] TNI Serang Kelompok Separatis di Nduga dengan Bom

Kompas.com - 10/12/2018, 14:18 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com — Saat ini beredar informasi adanya penyerangan yang dilakukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap kelompok kriminal separatis bersenjata di Nduga, Papua, dengan meledakkan bom dari atas pesawat tempur.

Namun, hal ini dibantah Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendwerawasih Kolonel Infanteri Mohammad Aidi.

Narasi yang beredar:

Melalui media sosial, terdapat sejumlah akun yang menyebarkan informasi adanya pengeboman yang dilakukan pasukan TNI di wilayah Papua sejak 4 Desember 2018.

Bahkan, serangan ini dikabarkan menewaskan sejumlah warga sipil.

Informasi disebarkan melalui berbagai narasi berbeda, salah satunya sebagai berikut.

"Breaking News: Distrik Mbua Kabupaten Nduga siang ini terjadi penyerangan dengan bom mengunakan 5 Helikopter TNI kepada Masyarakat setempat. Jumlah korban sementara 1 Orang Papua. Mohon Advokasi," demikian kicauan di Twitter.

Penelusuran Kompas.com:

Berdasarkan artikel di Kompas.com sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendwerawasih Kol Inf Mohammad Aidi membantah TNI menggunakan bom saat menangani kelompok separatis di Papua.

"Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom. TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri, yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit," kata Aidi, Minggu (9/12/2018).

"Media dan warga juga bisa melihat bahwa alutsista yang digunakan TNI hanya helikopter angkut jenis Bell dan MI-17. Tidak ada heli serang, apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom," ujarnya.

Menurut Aidi, TNI belum pernah melakukan serangan, tetapi justru menjadi pihak yang diserang hingga salah satu anggota Brimob mengalami luka tembak.

Aidi menjelaskan adanya klaim jatuhnya korban dari warga sipil merupakan propaganda kelompok separatisme semata. Hal itu karena kontak tembak dilakukan di daerah pembantaian, jadi tidak mungkin ada warga sipil di sekitar daerah itu.

"Jadi bila ternyata ada laporan telah jatuh korban akibat kontak tembak tersebut, dapat dianalisis bahwa korbannya bukan warga sipil murni, tapi mungkin saja mereka adalah bagian pelaku yang telah melaksanakan pembantaian," ucapnya.

Klaim ini disebut Aidil sebagai upaya kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) untuk menggiring opini publik sehingga kelompoknya terkesan teraniaya.

"Ini adalah sikap pengecut dan tidak punya harga diri, sangat hina di mata Tuhan dan di mata kita semua yang hanya berani kepada warga sipil yang tidak berdaya. Saat TNI bertindak, mereka langsung koar-koar melolong bagaikan anjing kejepit minta perhatian kepada publik seolah-olah mereka para KKSB yang teraniaya," tutur Aidi. 

Selengkapnya baca di tautan ini: Baca juga: TNI: Tak Ada Pengeboman di Nduga, Berita Itu Bohong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com