Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Sandiaga, Elektabilitas Prabowo Naik Pasca-kasus Hoaks Ratna Sarumpaet

Kompas.com - 23/10/2018, 21:06 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno tak sepakat dengan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebutkan bahwa elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno turun pasca-kasus informasi bohong penganiaayaan Ratna Sarumpaet.

Menurut survei LSI, kasus hoaks Ratna Sarumpaet berdampak negatif dan menyebabkan elektabilitas Prabowo-Sandiaga menurun.

Sandiaga mengatakan, hasil survei internal menunjukkan hasil sebaliknya. Elektabilitas Prabowo-Sandiaga justru semakin mengejar pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Baca juga: Survei LSI: Pasca Kasus Hoaks Ratna Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Turun 1 Persen

"Tentunya ini tambahan data, kami apresiasi. Tapi survei kami yang baru saja dirilis oleh tim karena survei kami internal dan tak pernah kami publikasikan, menunjukkan kami mengejar," ujar Sandiaga saat ditemui di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).

Sandiaga juga mengklaim, berdasarkan survei internal, masyarakat semakin simpatik terhadap Prabowo-Sandiaga pasca terungkapnya hoaks Ratma Sarumpaet.

Sandiaga mengatakan, masyarakat melihat dirinya dan Prabowo sebagai pihak yang terkecoh oleh kabar hoaks tersebut.

Selain itu, sebelum kabar hoaks terungkap, masyarakat bersimpati dengan sikap Prabowo yang menunjukkan kepedulian terhadap perempuan.

Baca juga: Survei LSI: Mayoritas Publik Jengkel terhadap Hoaks Ratna Sarumpaet

"Berdasarkan data analisis yang kami miliki bahwa masyarakat simpati, bahwa Bapak Prabowo-Sandi punya rasa iba, punya rasa kepedulian yang tinggi. Apalagi ini dilakukan kepada perempuan. Kami memberikan perlindungan kepada perempuan," kata Sandiaga.

"Justru simpatiknya semakin tinggi. Kami terima kasih kepada LSI, tetapi data kami tidak menunjukkan seperti itu," lanjut mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

Dampak kasus Ratna Sarumpaet

Sebelumnya, survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan bahwa kasus hoaks Ratna Sarumpaet berdampak negatif terhadap pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ratna masuk dalam daftar juru bicara pasangan nomor urut 02 itu.

Berdasarkan survei LSI, 25 persen responden menyatakan lebih mendukung Jokowi, 48,8 persen sama saja, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak menjawab.

Sementara, untuk Prabowo, 11,6 persen responden menyatakan lebih mendukung, 49,8 persen sama saja, 17,9 persen lebih tidak mendukung dan 20,7 persen tidak menjawab.

Dari sisi elektabilitas pada September 2018, sebelum ada kasus hoaks Ratna Sarumpaet, Jokowi-Ma'ruf Amin 53,2 persen; Prabowo-Sandiaga Uno 29,2 persen, dan 17,6 persen belum memutuskan.

Pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin naik menjadi 57,7 persen pada Oktober 208. Sedangkan Prabowo-Sandiaga Uno justru turun menjadi 28,6.persen.

Adapun persentase yang belum memutuskan menyusut tinggal 13,7 persen.

Survei LSI Denny JA dilakukan pada 10-19 Oktober 2018 dengan jumlah 1.200 responden di seluruh Indonesia.

Metode sampling yang digunakan yakni multistage random sampling dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara tetap muka menggunakan kuesioner.

Adapun margin of error plus minus 2,8 persen. Survei juga dilengkapi dengan FGD, analisis media dan indepth interview.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com