JAKARTA, KOMPAS.com - MayorItas publik jengkel terhadap berita bohong atau hoaks penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet. Begitu hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Dari survei yang dilakukan pada 10-19 Oktober 2018, sebanyak 57,2 persen responden menyatakan bahwa mereka mengetahui atau mendengar kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet.
"Dari mereka yang mengetahui, 89,5 persen responden tidak suka hoaks Ratna Sarumpaet," ujar Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman di Jakarta, Selasa (23/10/2018).
Baca juga: Survei LSI: Pasca Kasus Hoaks Ratna Elektabilitas Prabowo-Sandiaga Turun 1 Persen
Selain itu survei LSI Denny JA juga mengungkapan bahwa mayoritas publik menyatakan dukungannya agar kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet diusut tuntas.
Sebanyak 57,9 persen responden menyatakan bahwa kasus hoaks Ratna Sarumpaet mendesak untuk dibongkar.
Adapun 16 persen dari responden yang tahu kasus itu menyatakan tak mendesak kasus itu diusut tuntas penegak hukum.
"Ini sangat siginifikan bahwa ada gelombang tuntutan untuk mendesak aparat mengusut kasus Ratna Sarumpaet," kata dia.
Sebelumnya, Survei LSI Denny JA juga mencatat, 75 persen publik khawatir dengan semakin maraknya hoaks. Hanya 8,7 persen publik yang menyatakan tidak khawatir.
Dari responden yang khawatir tersebut, 74,5 persen menyatakan ingin media sosial dibersihkan atau ditertibkan dari penyebaran berita-berita bohong.
Baca juga: Survei LSI: Pasca-hoaks Ratna, Dukungan Pemilih Berpendidikan Tinggi ke Prabowo Turun
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 10-19 Oktober 2018 dengan jumlah 1.200 responden diseluruh Indonesia.
Metode sampling yang digunakan yakni multistage random sampling dan pengambilan data dilakukan dengan wawancara tetap muka menggunakan kuesioner.
Adapun margin of error plus minus 2,8 persen. Survei juga dilengkapi dengan FGD, analisis media dan indepth interview.