Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut PAN, Terlalu Dini Menyimpulkan Elektabilitas Capres dari Hasil Survei

Kompas.com - 09/10/2018, 09:40 WIB
Kristian Erdianto,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, kompas.com - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno menilai, terlalu dini bagi lembaga survei untuk menilai elektabilitas calon presiden Joko Widodo mengungguli Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 mendatang.

Berkaca pada Pilkada DKI, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, kata Eddy, banyak hasil lembaga survei yang tak sesuai dengan hasil akhir perolehan suara.

"Sekarang dibuat sudah kesimpulan bahwa seakan Pak Jokowi akan mengungguli Pak Prabowo. Menurut saya itu agak terlalu dini," ujar Eddy saay ditemui di rumah pemenangan PAN, Jalan Daksa, Jakarta Selatan, Senin (8/10/2018) malam.

"Kita lihat dalam beberapa survei yang dilakukan oleh lembaga survei terkemuka itu banyak yang meleset hasilnya dengan hasil akhir dari pemilihan yang ada," kata dia.

Baca juga: Jubir Prabowo-Sandi: Kami Hargai Hasil Survei, tetapi...

Eddy mencontohkan, pada Pilkada DKI Jakarta 2017, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno berhasil unggul dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

Padahal, hasil lembaga survei menyatakan sebaliknya.

Hal yang sama, menurut dia, juga terjadi pada Pilkada Jawa Tengah. Hasil survei sejumlah lembaga memprediksi perolehan suara pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah akan terpaut juah dari pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin.

Namun hasil perhitungan KPU menyatakan selisih suara hanya 18,64 persen.

Demikian pula dengan Pilkada Jawa Barat. Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu yang diusung oleh Gerinda, PKS, dan PAN menempati posisi kedua.

Baca juga: Jubir Prabowo: Survei Sering Salah dan Hasilnya Petahana Kalah

Sementara, beberapa hasil survei menyatakan pasangan tersebut tak akan mampu melampui perolehan suara Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.

"Jadi menurut saya survei itu masih sangat dinamis dan saya percaya kami masih punya tujuh bulan untuk bekerja. Tujuh bulan bekerja itu sangat cukup waktunya," kata Eddy.

Sebelumnya, survei terbaru lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) yang dirilis, Minggu (7/10/2018) menyatakan elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul atas kompetitornya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada 6 bulan sebelum Pilpres 2019.

Unggulnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin didukung oleh tingginya elektabilitas Jokowi yang mencapai 60,2 persen. Sementara, Prabowo hanya 28,7 persen.

Baca juga: Unggul di Survei, Tim Jokowi-Maruf Amin Tak Mau Terlena

Selain itu, tingginya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin juga didongkrak oleh kepuasan publik kepada kinerja Jokowi.

Sebesar 73,4 persen menyatakan puas dan 25,4 menyatakan tidak puas.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com