JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menilai, kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet berlawanan dengan semangat kampanye yang disepakati parpol hingga capres-cawapres.
Menurut dia, telah terjadi pembohongan publik dan mengusik situasi tenang di tengah masa kampanye.
Ia mengatakan, kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi semua pihak, termasuk para politisi.
Baca juga: Kubu Jokowi Minta Bawaslu Tindak Lanjuti Kebohongan Ratna Sarumpaet
Bahkan, calon presiden Prabowo Subianto langsung memberikan pernyataan pada Selasa (2/10/2018) malam, dan menuding ada motif politik di balik dugaan penganiayaan terhadap anggota badan pemenangannya itu.
"Kami harapkan ini juga menjadi pembelajaran kita bersama. Apabila ada berita-berita seperti ini perlu dikroscek, perlu dikonfirmasi, perlu ditanyakan kebenarannya seperti apa," kata Lodewijk, di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Rabu (3/10/2018).
"Sehingga kita bisa mengambil langkah dan sikap yang tepat. Dan pada gilirannya tidak menginformasikan yang salah kepada masyarakat yang saat ini membutuhkan suasana tenang dan damai, dan suasana gembira dalam berkampanye," lanjut dia.
Baca juga: Soal Ratna Sarumpaet, Tim Jokowi Imbau Prabowo Minta Maaf ke Publik
Sebelumnya, Ratna Sarumpaet meminta maaf kepada calon presiden Prabowo Subianto terkait kebohongan yang dibuatnya.
Ratna mengaku berbohong soal pengakuannya telah mengalami penganiayaan di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, pada 21 September 2018.
Ia mengungkapkan hal itu saat menggelar konferensi pers pada Rabu sore.
Baca juga: Pernyataan Lengkap Ratna Sarumpaet yang Mengaku Berbohong Dianiaya
.
.