Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Kasus Kekerasan Suporter Sepak Bola yang Merenggut Nyawa

Kompas.com - 24/09/2018, 18:52 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi kekerasan antar suporter pendukung klub sepak bola terus berulang.

Terakhir, seorang suporter klub Persija meninggal dunia setelah dikeroyok sejumlah orang sebelum laga antara Persib melawan Persija di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Jawa Barat, Minggu (24/9/2018).

Kasus ini menambah catatan panjang kasus kekerasan suporter sepak bola yang merenggut nyawa.

Berikut sederet kasus yang pernah terjadi dalam 5 tahun terakhir:

1. Haringga Sirla

Ungkapan bela sungkawa atas meninggalnya Haringga Sirla.Twitter @KEMENPORA_RI Ungkapan bela sungkawa atas meninggalnya Haringga Sirla.
Haringga Sirla, pemuda berusia 23 tahun, tewas setelah dikeroyok sejumlah orang saat akan menyaksikan pertandingan antara klub kesayangannya, Persija, dengan Persib, di  Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, Minggu (23/9/2018) kemarin.

Keberadaannya sebagai JakMania diketahui sekelompok orang. Haringga dikeroyok hingga meninggal dunia di lokasi kejadian.

Kepolisian sudah menetapkan 8 orang sebagai tersangka dalam kasus ini.

Selengkapnya, baca topik: Suporter Dikeroyok hingga Tewas

2. Ricko Andrean Maulana

Ricko (22) adalah salah seorang Bobotoh atau pendukung Persib Bandung yang meninggal dunia karena sekelompok orang mengiranya seorang JakMania.

Ia dikeroyok oleh sekelompok Bobotoh, saat istirahat pasca babak pertama pertandingan Persib melawan Persija di GBLA, Bandung, pada 22 Juli 2017.

Meski sudah membela diri dengan menunjukkan KTP Bandung, Ricko tetap dikeroyok hingga sempat tidak sadarkan diri.

Setelah dirawat 5 hari di RS Santo Yusup, Kota Bandung, akhirnya ia dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: Kronologi Pengeroyokan Ricko, Bobotoh Persib yang Meninggal Dunia

3. Harun Al Rasyid

Harun Al Rasyid Lestaluhu (30) menjadi korban kekerasan yang dilakukan sekelompok orang beratribut Persib saat melintas di kawasan Tol Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, pada 6 November 2016.

Harun dan rombongan tengah melakukan perjalanan dari Solo menuju Jakarta.

Sehari sebelumnya, mereka baru saja menyaksikan laga antara Persija dan Persib di Stadion Manahan, Surakata.

Bus yang mereka tumpangi dilempari batu oleh sekelompok orang berkaos biru.
Untuk itu, rombongan keluar dan melakukan pengejaran. Namun, Harun justru dikeroyok oleh massa yang juga membawa senapan angin.

Ia pun tewas dalam kejadian itu.

Baca: Pernyataan Manajemen Persija dan Jakmania Terkait Bentrokan di Cipali

4. Andika

Andika (15) yang merupakan pendukung Sriwijaya FC akhirnya tewas setelah mengalami pendarahan akibat 3 tusukan di perut dan kepala saat terjadi bentrok antarpendukung di Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang.

Kejadian naas itu terjadi pada 18 Februari 2014 saat Sriwijaya FC melawan kesebelasan asal Jepara, Persijap.

Seusai pertandingan yang dimenangkan oleh Sriwijaya itu, Andika dan teman-temannya keluar meninggalkan stadion.

Sekelompok orang berkaos hitam terlihat datang menyerang dengan menggunakan berbagai senjata tajam.

Teman-teman Andika berhasil menghindar, namun tidak dengan dirinya.

5. Erik Setiawan

Pengeroyokan terhadap Erik Setiawan (17) asal Gresik, terjadi saat ia tengah menyaksikan pertandingan antara Persegres versus Arema di Stadion Tridarma, Gresik.

Ia dikeroyok hingga tewas pada 26 Maret 2013.

Kericuhan ini bermula saat rombongan Aremania melintas di Ruas Tol Surabaya-Gresik dilempari batu oleh massa yang diduga salah satu kelompok suporter sepak bola.

Kericuhan itu melumpuhkan jalan tol dan memunculkan sejumlah kerugian akibat kerusakan yang dihasilkan.

Pasca kejadian tersebut, ijin tanding kesebelasan Persebaya di Surabaya dicabut sampai waktu yang belum ditentukan.

Baca: Izin Pertandingan Persebaya Dicabut

6. Khoirul Anam, Udin Zainal, dan Ahmad Fadila

Khoirul Anam, Udin Zainal, dan Ahmad Fadila menjadi korban tewas atas keributan yang terjadi antara pendukung tim kesebelasan Persebaya dan Arema.

Insiden itu terjadi pada 5 Juni 2014 di Jalan Tol Simo, Surabaya.

Bentrok ini sempat mendapat penanganan dari pasukan kepolisian Mapolrestabes Surabaya, akan tetapi hal itu tidak banyak mengubah keadaan.

Bahkan, pendukung Persebaya yang mengamuk melakukan sweeping terhadap mobil berplat N yang melintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

PDI-P Sebut Prabowo-Gibran Bisa Tak Dilantik, Pimpinan MPR Angkat Bicara

Nasional
Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Cak Imin Sebut Pemerintahan Jokowi Sentralistik, Kepala Daerah PKB Harus Inovatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com