JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah ulama dari Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF) bertemu bakal calon presiden Prabowo Subianto dan bakal calon wakil presiden Sandiaga Uno di kediaman pribadi Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Pusat, Senin (17/9/2018) malam.
Pantauan Kompas.com para ulama GNPF meninggalkan kediaman Prabowo sekitar pukul 19.06 WIB didampingi juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman.
Ketua pengarah panitia Ijtima Ulama II Abdul Rosyid Abdullah Syafi'i mengatakan, kedatangannya tersebut bertujuan untuk meminta Sandiaga Uno menandatangani pakta integritas. Sementara Prabowo sudah menandatangani pakta lebih dulu pada Minggu (16/9/2018).
Baca juga: Ini Isi 17 Butir Pakta Integritas GNPF yang Diteken Prabowo-Sandiaga
"Kemarin hari Ahad telah berlangsung Ijtima Ulama II pada saat itu ada tanda tangan pakta integritas oleh Prabowo namun pendampingnya, Sandiaga, tidak hadir karena ada acara di Medan," ujar Syafi'i saat ditemui seusai pertemuan.
"Oleh karena itu kami perlu ke sini dan sudah ada pemberitahuan sebelumnya Pak Sandi akan datang. Alhamdulillah beliau tadi sudah tanda tangan pakta integritas didampingi Prabowo dan saya ikut menyaksikan," tuturnya.
GNPF sendiri telah resmi mendukung pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Dukungan itu diberikan usai Prabowo menandatangani pakta integritas yang diajukan oleh GNPF di Grand Cempaka, Jakarta, Minggu (16/9/2018).
Ketua GNPF Yusuf Muhammad Martak mengatakan ada 17 poin yang termuat dalam pakta integritas itu. Ia membantah pakta integritas ini memuat permintaan posisi jabatan politik.
Menurut dia, pakta integritas itu murni aspirasi dari para ulama GNPF untuk kepentingan umat Islam dan agama lainnya di Indonesia.
"Tidak ada usulan minta maupun memohon jabatan apa pun, kita berbuat tanpa pamrih, tanpa ada conditioning tanpa ada bergaining. Kita berbuat untuk kepentingan bangsa dan negara dan demi keselamatan umat islam di Indonesia," ujar Yusuf.
"Jangan sampai menerima dan merasakan ketidakadilan. Kita butuh keadilan yang sama, baik kepada umat islam maupun kepada agama lain yang juga menjadi warga negara Republik Indonesia," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.