Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Radio Nasional, Berawal dari Lahirnya Radio Republik Indonesia

Kompas.com - 11/09/2018, 15:26 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak banyak orang mengetahui bahwa 11 September diperingati sebagai Hari Radio Nasional. Hal ini karena sebagian orang menilai bahwa peran radio dianggap ketinggalan akibat cepatnya informasi yang berkembang melalui internet.

Padahal, peran radio begitu besar ketika Indonesia merdeka dan pada masa revolusi fisik. Selain sebagai hiburan, radio berperan sebagai sumber informasi penting.

Kini, era radio telah bertransformasi menjadi lebih modern. Teknologi yang dibutuhkan untuk akses radio lebih maju. Radio bisa diakses menggunakan smartphone berbasis jaringan data internet.

Lahirnya RRI

Peringatan Hari Radio Nasional dikaitkan dengan berdirinya Radio Republik Indonesia pada 11 September 1945.

Dilansir dari situs RRI, perkembangan radio di Indonesia diawali oleh Batavia Radio Vereniging (BRV) pada 16 Juni 1925 di Batavia (kini Jakarta). Seiring berjalannya waktu, radio terus berkembang dan bermunculan.

Nederlandsch Indische Radio Omroep Masstchapyj (NIROM) mulai berdiri di Jakarta, Bandung dan Medan. NIROM mendapatkan suntikan dana yang segar dari pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu.

Setiap masyarakat yang mempunyai pesawat radio, harus memberikan "pajak radio" kepada NIROM. Hasilnya, radio ini tumbuh menjadi radio yang besar dan lengkap pada masa itu.

Baca juga: Nostalgia Asian Games 1962, Dengarkan Radio Transistor 3 Kali Sehari

Setelah Jepang mengambil alih Indonesia, radio-radio siaran Jepang mulai berkumandang di Tanah Air. Selain untuk memberikan informasi, siaran radio juga sebagai propaganda Jepang untuk Indonesia.

Namun, ada juga radio Jepang yang kesempatan banyak untuk mengembangkan kebudayaan dan kesenian, jauh lebih berkembang dibandingkan zaman penjajahan Belanda

Jawatan radio swasta akhirnya dibekukan dan disatukan dalam satu komando Hoso Kanri Kyoku, yang merupakan pusat radio siaran dan berkedudukan di Jakarta.

Cabang-cabangnya yang dinamakan Hoso Kyoku terdapat di Bandung, Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya dan Malang.

Ilustrasi radio FMGadgetoid.com Ilustrasi radio FM
Selain itu, Hoso Kyoku juga mempunyai cabang kantor di kabupaten-kabupaten untuk menyiaarkan programnya kepada masyarakat.

Bom Hiroshima dan Nagasaki menjadi tanda runtuhnya Jepang atas Indonesia. Berkat informasi radio, akhirnya Indonesia bisa segera merealisasikan kemerdekaanya melalui momentum proklamasi. Akhirnya Hoso Kyoku dihentikan siarannya tanggal 19 Agustus 1945.

Situasi semakin mendesak ketika siaran-siaran radio memberitakan bahwa tentara Inggris yang mengatasnamakan sekutu akan menduduki Jawa dan Sumatera. Ditambah lagi, pihak Inggris akan melucuti senjata Jepang.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: BKR Laut Dibentuk, Cikal Bakal TNI AL

Menanggapi berita itu, orang Indonesia yang aktif di radio menyadari bahwa perangkat komunikasi ini merupakan alat yang diperlukan oleh pemerintah Republik Indonesia untuk berkomunikasi dan memberi tuntunan kepada rakyat mengenai apa yang harus dilakukan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com