Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memasuki Tahap Transisi Pemulihan, Ini yang Dibutuhkan Korban Gempa di Lombok

Kompas.com - 25/08/2018, 15:16 WIB
Kristian Erdianto,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahap tanggap darurat penanganan bencana gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah berakhir dan memasuki tahap transisi darurat ke pemulihan.

Kendati demikian, warga pengungsi masih membutuhkan distribusi bantuan.

Direktur Aksi Cepat Tanggap (ACT) Nurman Priyatna menuturkan, saat ini masih ada beberapa kawasan terdampak yang masih belum mendapatkan distribusi bantuan.

Selain karena akses jalan yang sulit dilalui kendaraan pengangkut, stok bantuan juga dirasa masih kurang.

Baca juga: Presiden Beri 5 Arahan Usai Temui Pengungsi Gempa Lombok

"Kendalanya akses dan memang stok juga harus diperhitungkan. Kami di ACT setelah 850 ton (bantuan) berangkat, sudah dapat masukan lagi, kami bikin penggalangan," ujar Nurman, saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8/2018).

Menurut Nurman, saat ini warga Lombok membutuhkan distribusi bantuan berupa pangan dan obat-obatan. Sebab, tidak sedikit anak-anak yang menderita diare selama di pengungsian.

Selain itu, dibutuhkan juga bantuan medis, pelayanan kesehatan, tenda, alas tidur, selimut dan pembalut.

Pengungsi beristirahat dalam tenda darurat di lapangan Menggala, Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Rabu (8/8/2018). Berdasarkan data terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 pada skala richter (SR) di Lombok bertambah menjadi 131 dari sebelumnya 105 orang.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Pengungsi beristirahat dalam tenda darurat di lapangan Menggala, Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, Rabu (8/8/2018). Berdasarkan data terkini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tercatat, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 7 pada skala richter (SR) di Lombok bertambah menjadi 131 dari sebelumnya 105 orang.

Nurman mengatakan, banyak warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Bahkan, bantuan fasilitas kesehatan seperti ambulans pre-hospital milik ACT dirasa masih kurang dalam memenuhi kebutuhan warga.

"Kami punya ambulans di sana itu pre-hospital, jadi bisa melakukan operasi di situ. Itu saja sudah bolak balik ke mana-mana dan masih enggak cukup. Pelayanan kesehatan masih belum, terutama di Lombok Utara. Butuh relawan dokter, perawat dan paramedis juga," kata Nurman.

Baca juga: Pengungsi Gempa Lombok Krisis Air Bersih, ITB Kirim Alat Penjernih Air

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh pemerintah, lanjut Nurman, adalah pembangunan hunian sementara bagi warga.

Sebab, tinggal di tenda pengungsian akan membawa dampak yang kurang baik bagi kesehatan.

"Minimal kita bisa pisahkan yang laki-laki dan perempuan, antara yang keluarga dan belum berkeluarga. Bayangkan di dalam tenda berhari-hari, ada puluhan orang. Tinggal di tenda itu enggak sehat kan, belum lagi masalah sanitasi," ucap Nurman.

Kompas TV Buku tabungan yang diserahkan masing-masing sudah bersaldo sebesar 50 juta rupiah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK 'Gentle'

[POPULER NASIONAL] Menkopolhukam Pimpin Satgas Judi Online | PDI-P Minta KPK "Gentle"

Nasional
Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com