Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bung Karno: Biar Adis Saja yang Mengibarkan Bendera...

Kompas.com - 17/08/2018, 08:48 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Biar Adis saja nanti yang mengibarkan bendera," demikian perintah Bung Karno pada suatu hari menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1964. 

Mendapatkan perintah demikian, Komandan Detasemen Kawal Pribadi Resimen Tjakrabirawa Mangil Martowidjojo langsung menyatakan, "siap."

Adis adalah panggilan sayang Bung Karno bagi salah seorang anaknya, Megawati Soekarnoputri

Baca juga: Cikal Bakal Paskibraka, Dari 5 Menjadi 45...

Saat itu, Megawati masih duduk di bangku kelas III SMA. Ia bersekolah di SMA Tjikini, Jakarta. Rambutnya panjang dan dikepang. 

"Saya baru pulang sekolah ketika diberi tahu Bapak untuk melaksanakan tugas itu," kenang Megawati sebagaimana dikutip dari buku "Paskibraka, Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka."

Bagi anak Bung Karno, tidak ada kata "tidak" dalam setiap perintah. 

"Kami dididik dan terdidik untuk selalu siap melakukan apa saja," kata Megawati. 

Baca juga: Lapangan Banteng yang Baru Diresmikan Jadi Tempat Upacara Kemerdekaan RI

Anak-anak merasa, perintah Bung Karno bukanlah semata-mata terucap dari seorang ayah, melainkan dari seorang panglima tertinggi republik. 

Kesiapan itu bukan datang tiba-tiba. Pascakemerdekaan, Bung Karno sudah melewati sebanyak 23 kali percobaan pembunuhan. Situasi demikian menuntut anak-anak Bung Karno untuk selalu siap menghadapi segala situasi. 

"Sejak kecil kami disiapkan Bapak untuk menjadi orang yang senantiasa siap," lanjut Megawati. 

 

Latihan

Usai perintah Bung Karno keluar, latihan pun dimulai. Saat itu tiga bulan menjelang 17 Agustus. Latihan dilaksanakan setiap hari pukul 15.00 WIB. 

Megawati masih ingat betul nama dua pelatihnya, yaitu Oding Suhendar dan Prihatin. Keduanya adalah anggota Mobile Brigade yang bertugas di Detasemen Kawal Pribadi atau yang kini dikenal sebagai Brimob Polri. 

Megawati memanggil mereka dengan sebutan "kakak."

Baca juga: Siulan Rahasia Bung Karno dan Kecurigaan Belanda di Kota Ende

Pasukan Paskibraka bertugas menaikan Bendera Merah Putih dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi HUT ke-70 RI di Istana Merdeka, Senin (17/8/2015).TRIBUNNEWS / DANY PERMANA Pasukan Paskibraka bertugas menaikan Bendera Merah Putih dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi HUT ke-70 RI di Istana Merdeka, Senin (17/8/2015).

Awalnya, Megawati dilatih baris berbaris di halaman samping Istana Merdeka. Dilanjutkan dengan pelatihan mengerek bendera agar sesuai dengan lagu Indonesia Raya. 

"Tapi tiang bendera ditandai dengan pita-pita oleh Oom Mutahar (Ajudan Presiden Husein Mutahar), supaya kami bisa pas mengerek bendera mengikuti lagu Indonesia Raya," ujar Megawati. 

Megawati tidak dilatih sendirian. Mutahar melibatkan anggota pandu (Pramuka) sebagai pengibar bendera. Sebagian adalah mahasiswa, sebagian lainnya masih duduk di bangku Sekolah Lanjutan Atas (SMA). 

Baca juga: Sejarah Merah Putih dari Simbol Bulan dan Matahari hingga Gula Kelapa

Beberapa nama Pasukan 17 yang masih diingat Megawati, antara lain Indrajit Soebarjo, Naniek Ariani, Asmeni Nasution dan Retno Hadiati. Sisanya, ia tidak ingat. 

Berdasarkan penuturan Naniek, Bung Karno beberapa kali memantau jalannya latihan.

"Bung Karno duduk di tangga depan Istana Merdeka, mengenakan sarung dan peci. Tak jarang kami dimarahi Bung Karno bila kami mengulangi kesalahan yang sama," kenang Naniek.

 

Berpengalaman

Megawati sendiri tidak mengetahui mengapa Bung Karno memilihnya sebagai salah satu petugas pengibar bendera. 

"Mungkin karena rambut saya yang paling panjang," kata Megawati. 

Namun seingat dia, dua pemuda pandu yang mendampinginya dipilih menjadi petugas pengibar bendera karena memiliki postur tubuh tinggi. 

"Yang satu bernama Aswin Madjid, sekarang menjadi dokter dan yang lain adalah Ismed. Mereka berdua sudah mahasiswa, waktu itu," ujar dia. 

Baca juga: Istana Kepresidenan RI dan Selera Seni Soekarno

Anggota Paskibraka Tim Arjuna bersiap untuk mengibarkan bendera dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016). Warta Kota/Alex Suban Anggota Paskibraka Tim Arjuna bersiap untuk mengibarkan bendera dalam upacara peringatan detik-detik proklamasi di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (17/8/2016).

Bagi Megawati, mengibarkan sang saka merah putih pada upacara peringatan hari kemerdekaan RI merupakan puncak dari pengalamannya mengikuti kegiatan serupa di Istana. 

Sejak kecil, Megawati selalu menyaksikan upacara peringatan proklamasi kemerdekaan di pelataran Istana. 

"Ketika masih sangat kecil, kami biasanya melihat dari jendela kiri dan kanan Istana Merdeka. Pengawal membawa kursi untuk kami dan kami menonton upacara dari sana," kenang Megawati lagi. 

Baca juga: Ingin Jadi Pemimpin Upacara, Enda Ungu Selalu Jadi Pengerek Bendera

Seiring beranjaknya usia, Bung Karno kemudian memberikan peran kecil untuk para anaknya. Salah satunya, peran menerima kunci peti Bendera Pusaka dari Bung Karno, kemudian mengeluarkannya untuk diserahkan kepada pasukan pengibar bendera pusaka. 

"Ketika itu saya bergantian dengan Meutia, putri Bung Hatta," ujar Mega. 

Tahun 1965, giliran adik Megawati, Rahmawati Soekarnoputri, yang mendapatkan tugas sebagai pengibar bendera oleh Bung Karno.

Baca juga: INFOGRAFIK: 6 Fakta Bendera Pusaka

Indrajit Soebarjo dan Naniek Ariani juga sekali lagi melaksanakan tugas sebagai mengiringi putri Bung Karno dalam upacara pengibaran bendera pusaka di Istana Merdeka. 

Tugas mengibarkan bendera pusaka itu, menurut Megawati, telah memperkuat ikatan batinnya dengan bendera pusaka itu sendiri yang pernah disebut sang ayah sebagai 'bendera keramat.'

"Bendera pusaka telah ikut mengalami perjalanan bangsa ini sejak proklamasi kemerdekaan," ujar Megawati.

Kompas TV Berikut ini adalah tiga berita terpopuler hari ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com