JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengajak para anak-anak muda purna paskibraka seluruh Indonesia berperan aktif memerangi berita bohong hoaks atau ujaran kebencian di media sosial.
Ajakan itu disampikan oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto saat membuka acara Forum Koordinasi dan Konsultasi tentang Peran Pemuda dalam Literasi Media Sosial.
"Saya ajak mereka untuk menjadi pasukan inti yang melakukan pembelaan negara yang saat ini terancam dengan ancaman-ancaman lewat media sosial," ujarnya di Hotel Milenium, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Pemerintah menilai para purna paskibraka bisa memerangi hoaks kerena punya kesadaran bela negara yang tinggi. Selain itu, anak-anak muda tersebut juga dinilai aktif di media sosial.
Baca juga : Pengguna Sebarkan Hoaks, Provider Medsos Diusulkan Kena Sanksi Denda
Dalam acara, kata Wiranto, pemerintah memberikan berbagai pengetahuan dan pelatihan agar anak-anak muda tersebut memahami ancaman-ancaman di media sosial, termasuk yang terkait politik.
"Karena ancaman muncul di sana saya ajak mereka ayo kita lawan itu. Kalau itu ujaran kebencian, kita lawan dengan ujaran kebaikan, kita lawan dengan berbagai penjelasan kepada masyarakat," kata dia.
"Kita sebenarnya tidak boleh terpengaruh dengan pengaruh-pengaruh jahat dari media sosial yang akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa," sambung mantan Panglima Angkatan Bersenjata RI itu.
Seperti diketahui, belum lama ini kepolisian membongkar sindikat penyebar isu-isu provokatif The Family Muslim Cyber Army (MCA).
Baca juga : Pahlawan Olahraga Rudy Hartono Juga Jadi Sasaran Hoaks
Kelompok Muslim Cyber Army memiliki armada yang cukup besar di media sosial. Menurut Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Fadil Imran, anggota kelompok ini mencapai ratusan ribu yang tergabung dalam MCA United.
Kelompok ini terdiri dari beberapa grup kecil lainnya. Di media sosial, kata Fadil, cukup banyak juga akun yang menggunakan nama MCA.
Tim inti The Family MCA dibentuk secara eksklusif. Bahkan, tidak sembarang orang bisa masuk dalam lingkaran itu.
Fadil mengatakan, untuk menjadi pengurus inti, anggota akan diseleksi dan harus memenuhi kualifikasi tertentu. Setelah lulus tes, anggota tersebut akan dibaiat.
Tim inti juga melakukan komunikasi secara rahasia. Mereka menggunakan aplikasi Zello, semacam walky talkie yang dioperasikan melalui ponsel pintar.