Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen Koalisi Jokowi Prediksi Isu Ekonomi akan Jadi Senjata Utama Oposisi

Kompas.com - 13/08/2018, 17:27 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para sekjen partai koalisi pengusung Presiden Joko Widodo memprediksi isu ekonomi akan menjadi senjata utama oposisi untuk mengkritik di masa kampanye nanti. Hal itu disampaikan sejumlah sekjen partai yang tergabung dalam koalisi pengusung pasangan bakal capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin.

Sekjen PKB Abdul Kadir Karding menyatakan saat ini oposisi tak bisa lagi menggunakan isu agama untuk menyerang Jokowi. Sebab, kata Karding, saat ini Jokowi telah didampingi Ma'ruf sebagai cawapresnya. Menurut Karding, Ma'ruf telah merepresentasikan sosok ulama dalam koalisi Jokowi.

"Jadi bagi kami, kami melayani isu ekonomi. Tapi kenapa harus isu ekonomi? Bukankah selama ini narasi agama sebagai isu politik itu selalu dari pihak-pihak lain? Ketika sekarang Kiai Ma'ruf dipilih Pak Jokowi, Maka narasi soal serangan keagamaan itu tidak bisa lagi," kata Karding di sela pelatihan juru bicara tim kampanye nasional pasangan Jokowi-Ma'ruf di Hotel Oria, Menteng, Jakarta, Senin (13/8/2018).

Hal senada disampaikan Sekjen PPP, Arsul Sani.

Baca juga: Jokowi-Maruf Amin Akan Elaborasi Ekonomi Syariah ke Nawacita II

"Iya (isu ekonomi)," kata Arsul saat ditanya isu apa yang akan sering digunakan oposisi untuk menyerang pemerintah.

Namun, Arsul mengatakan Koalisi Indonesia Kerja yang terdiri dari PDI-P, Golkar, PKB, Nasdem, PPP, Hanura, Perindo, PSI, dan PKPI tak khawatir dengan serangan oposisi atas kinerja pemerintah di bidang ekonomi.

Ia mengatakan tim mereka sudah melatih para juru bicara untuk menjawab serangan oposisi yang menggunakan isu ekonomi.

Baca juga: Tim Kampanye Jokowi Siap Perang Data Ekonomi dengan Tim Prabowo

Ia memprediksi salah satu hal yang akan sering digunakan oposisi untuk menyerang pemerintah adalah utang luar negeri.

"Saya kira kalau kita nikmati selama 3-4 hari sejak pengumuman cawapres itu, kan serangannya hoaks. Dan itu yang paling banyak kan itu, utang luar negeri segala macem," ucap Arsul.

"Nah kita bicara utang luar negeri itu kan ada teori ekonominya. Itu kan bukan sesuatu yang hanya dilihat dari jumlah angka utang. Tapi kan harus diversuskan dengan produk domestik bruto dan lainnya," lanjut dia.

Kompas TV Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu syarat untuk penetapan Capres-Cawapres yang akan ditetapkan oleh KPU pada 20 september mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com