Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNPB Prediksi Korban Jiwa akibat Gempa di Lombok Bertambah

Kompas.com - 06/08/2018, 14:32 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pihaknya belum menerima penambahan data terkait jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bermagnitudo 7 di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (5/8/2018).

Berdasarkan data BNPB pada Selasa (6/8/2018) jumlah korban tewas sebanyak 91 orang dan 209 korban luka-luka.

Namun, Sutopo memprediksi jumlah korban tewas bertambah. Pasalnya, masih ada beberapa korban yang masih belum ditemukan dan dievakuasi karena keterbatasan alat berat.

"Sampai saat ini belum ada tambahan tapi data ini akan bertambah karena ada beberapa korban yang sampai saat ini belum dievakuasi," ujar Sutopo saat memberikan keterangan pers di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (6/8/2018).

Baca juga: Tiga Jembatan Rusak Hambat Penanganan Pascagempa di Lombok

Menurut Sutopo saat ini proses evakuasi masih dilakukan di reruntuhan masjid, di Desa Lading-Lading, Lombok Utara.

Berdasarkan informasi yang diterima, beberapa jemaah yang tengah melakukan shalat Isya tertimpa bangunan masjid yang runtuh akibat gempa.

Tim evakuasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB akhirnya melakukan evakuasi secara manual tanpa bantuan alat berat.

"Korban jemaah yang sedang shalat Isya kemudian masjid roboh di desa Lading Lading, Lombok utara belum bisa dievakuasi karena belum ada ada alat berat. Sehingga proses dilakukan secara manual. Artinya jumlah akan tetap bertambah," kata Sutopo.

Baca juga: Bawa Logistik dan Tenaga Medis, 2 Armada KRI Merapat ke Lombok

Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh. Sutopo memastikan semua korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia dan belum ada laporan wisatawan yang menjadi korban akibat gempa.

Menurut Sutopo, daerah Lombok Utara paling parah terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa.

Rumah-rumah di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur yang sebelumnya hanya rusak ringan diguncang gempa bermagnitudo 6,4 pada 29 Juli 2018 lalu menjadi rusak berat dan roboh akibat guncangan gempa bermagnitudo 7.

"Pendataan masih terus dilakukan oleh aparat," ucapnya.

Kompas TV Di Desa Pemenang menjadi salah satu daerah di wilayah Lombok Utara yang terdampak gempa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Anies Dinilai Sulit Cari Partai yang Mau Mengusungnya Sebagai Cagub DKI Jakarta

Nasional
PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

PAN Klaim Dapat Jatah 4 Menteri, Zulkifli hingga Viva Yoga Mauladi

Nasional
SYL Klaim Tak Pernah 'Cawe-cawe' soal Teknis Perjalanan Dinas

SYL Klaim Tak Pernah "Cawe-cawe" soal Teknis Perjalanan Dinas

Nasional
Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Ribut dengan Dewas KPK, Nurul Ghufron: Konflik Itu Bukan Saya yang Menghendaki

Nasional
Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Kemenag Kecewa 47,5 Persen Penerbangan Haji yang Gunakan Garuda Indonesia Alami Keterlambatan

Nasional
Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Klarifikasi Korps Marinir soal Kematian Lettu Eko, Akui Awalnya Tak Jujur demi Jaga Marwah

Nasional
Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Anies dan Sudirman Said Sama-sama Ingin Maju Pilkada DKI, Siapa yang Mengalah?

Nasional
Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Bertolak ke Sumbar, Jokowi dan Iriana Akan Tinjau Lokasi Banjir Bandang

Nasional
Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Dititip Kerja di Kementan dengan Gaji Rp 4,3 Juta, Nayunda Nabila Cuma Masuk 2 Kali

Nasional
Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Jabat Tangan Puan dan Jokowi di Tengah Isu Tak Solidnya Internal PDI-P

Nasional
Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis 'Mercy'

Saat Anak Buah Biayai Keperluan Pribadi SYL, Umrah hingga Servis "Mercy"

Nasional
26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

26 Tahun Reformasi: Robohnya Etika Bernegara

Nasional
Soal Perintah 'Tak Sejalan Silakan Mundur', SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Soal Perintah "Tak Sejalan Silakan Mundur", SYL: Bukan soal Uang, tapi Program

Nasional
Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Rosan Ikut di Pertemuan Prabowo-Elon Musk, Bahas Apa?

Nasional
[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

[POPULER NASIONAL] MPR Bakal Temui Amien Rais | Anies Pertimbangkan Maju Pilkada Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com