Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekjen PSI: Nama Cawapres Jokowi Sudah di Ujung Lidah

Kompas.com - 05/08/2018, 14:51 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni mengatakan, nama cawapres Joko Widodo sudah ada di ujung lidah Jokowi.

Raja mengatakan, hanya menunggu waktu untuk Jokowi mengumumkan nama cawapresnya ke publik.

"Beberapa minggu yang lalu dikatakan bahwa cawapres Pak Jokowi sudah ada di saku Pak Jokowi. Per malam kemarin itu kira-kira sudah di ujung lidah Pak Jokowi," kata Raja di DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (5/8/2018).

Baca juga: Day to Day Menuju Pengumuman Cawapres Jokowi, Kemungkinan Rabu atau Kamis

"Ini tinggal diumumkan ke rakyat," lanjutnya.

Meski demikian, Raja enggan membocorkan sosok cawapres Jokowi yang belakangan ramai dipertanyakan. Ia hanya memastikan, cawapres Jokowi adalah seorang yang bukan sembarangan.

Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli AntoniFabian Januarius Kuwado Sekretaris Jenderal PSI Raja Juli Antoni

"Pokoknya tokoh yang keren. Bisa dari partai atau non (partai), yang pasti manusia," ujar Raja.

Baca juga: Dalam Pembekalan, Caleg PDI-P Juga Diinstruksikan Menangkan Jokowi

Menurut Raja, kewenangan Jokowi untuk mengumumkan nama cawapresnya. Pada waktu yang tepat nanti, lanjutnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan mendeklarasikan calon pendampingnya untuk Pilpres 2019.

"Pada saatnya nanti sesuatu yang sudah ada di ujung lidah Pak Jokowi itu akan kita umumkan," katanya.

Sebelumnya, beredar kabar Jokowi telah mengantongi satu nama cawapres.

Baca juga: Sekretaris Tim Kampanye Jokowi Dipimpin 9 Sekjen yang Membawahi 3 Anggota

Cawapres itu disebut-sebut merupakan satu dari lima nama tokoh yang sering dikabarkan akan dampingi Jokowi sebagai cawapres, yaitu mantan Ketua MK Mahfud MD, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi.

Ada juga nama pemilik CT Corp Chairul Tanjung dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartato.

Kompas TV Pekan depan akan jadi pekan tersibuk setiap poros partai koalisi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com