Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi Sebut Banyak Napi Miskin Jadi Latar Belakang Pembentukan Badan Zakat di Sukamiskin

Kompas.com - 01/08/2018, 18:13 WIB
Abba Gabrillin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Terpidana kasus korupsi Mohamad Sanusi mengatakan, banyak narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, yang benar-benar miskin dan tidak memiliki uang.

Hal itu yang melatarbelakangi dibentuknya suatu badan zakat secara kolektif di antara sesama narapidana.

"Lebih dari 90 persen yang katanya korupsi itu tidak mampu. Bayangkan, yang masuk ke dalam itu kepala rumah tangga, ada yang anaknya harus berhenti sekolah, ada yang istrinya harus macam-macam enggak karuan, karena uangnya enggak ada," kata Sanusi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (1/8/2018).

Baca juga: Pasca-OTT, Ini Perbaikan yang Akan Dilakukan Kalapas Sukamiskin Baru

Menurut Sanusi, para narapidana sepakat membentuk sebuah badan zakat atau baitul mal. Dia ditunjuk oleh para narapidana untuk menampung uang dan menjadi ketua baitul mal. Pembentukan badan amal itu, menurut dia, atas izin dari pihak Lapas.

Uang yang dikumpul itu kemudian diberikan kepada narapidana yang sangat membutuhkan. Misalnya, menurut Sanusi, ada yang anggota keluarga narapidana yang sakit, atau keperluan anak sekolah.

Kemudian, uang yang dikumpulkan juga bisa dipergunakan oleh narapidana yang bebas dan membutuhkan uang untuk transportasi ke daerah asal atau tempat tinggal yang jauh.

Menurut Sanusi, beberapa kali ada narapidana yang sangat membutuhkan uang sampai menangis karena tak kuat membiayai keperluan keluarganya.

"Bagaimana dia mau minta sama keluarganya?  keluarganya ngurus diri sendiri, buat anaknya, buat makan saja susah. Masa sesama saudara kami diamkan?" Kata Sanusi.

Baca juga: 50 Petugas di Lapas Sukamiskin Kembali Ikuti Assessment

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM melakukan inspeksi mendadak di Lapas Sukamiskin. Dalam penggeledahan, petugas menyita uang jutaan rupiah di kamar Sanusi.

Menurut Sanusi, uang itu adalah uang sumbangan yang dikumpulkan para narapidana untuk baitul mal. Menurut mantan anggota DPRD DKI itu, uang tersebut rencananya akan dikembalikan.

Kompas TV Menkumham Yasona Laoly lewat Kanwil Kemenkumham Jabar minta Kalapas baru benahi Lapas Sukamiskin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com