Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semakin Banyak Caleg Artis, Parpol Dinilai Semakin Malas Kerja

Kompas.com - 18/07/2018, 11:21 WIB
Abba Gabrillin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena banyaknya partai politik yang mengusung calon anggota legislatif dari kalangan artis, dinilai memberikan kesan negatif terhadap partai politik.

Fenomena ini dianggap semakin mengesankan partai politik bersikap pragmatisme.

Hal itu dikatakan peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus, menanggapi banyaknya artis yang diusung sebagai caleg oleh parpol.

"Partai politik hampir semuanya pragmatis, enggan bekerja keras untuk meraih hasil gemilang," ujar Lucius kepada Kompas.com, Rabu (18/7/2018).

Baca juga: Caleg Artis Jangan Hanya Modal Popularitas, Perlu Intelektual dan Integritas

Menurut Lucius, semestinya sistem pemilu langsung serentak memberikan pesan kepada partai untuk melakukan kerja serius dalam bidang kaderisasi.

Meski popularitas menjadi salah satu strategi pemenangan, partai seharusnya menanamkan ideologi dan program-programnya sejak dini kepada para tokoh populer.

Namun, menurut Lucius, saat ini partai politik terlihat malas untuk mendorong kader, sehingga bekerja instan dengan merekrut caleg-caleg artis yang diharapkan akan memberikan sumbangsih, mensosialisasikan partai ke pemilih.

Baca juga: Deretan Caleg Partai Berkarya dari Keluarga Cendana hingga Artis Lawas

Semakin banyak caleg pesohor, maka kerja partai untuk mengampanyekan diri ke masyarakat dianggap lebih ringan.

"Seperti yang terjadi sekarang, dengan memakai topeng sistem pemilu langsung, partai-partai merasa tak bersalah merekrut figur pesohor di last minute untuk menjadi caleg partainya," kata Lucius.

Menurut Lucius, yang akan terdampak dari fenomena ini adalah publik atau pemilih. Sebab, perekrutan caleg hampir pasti mengabaikan persoalan kualitas.

Merekrut caleg secara kilat diyakini tak menyentuh persoalan kapasitas, kapabilitas, dan integritas.

Akibatnya, pemimpin yang terpilih berisiko tak mampu bekerja sesuai keinginan pemilih dan konstituen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com