Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Direspons Gerindra, Farhat Abbas Maju Jadi Caleg PKB

Kompas.com - 18/07/2018, 05:53 WIB
Moh Nadlir,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara kontroversional Farhat Abbas menjadi salah satu nama yang didaftarkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi bakal calon anggota legislatif DPR RI pada Pemilu Legislatif 2019. Farhat mengaku, sebelum berlabuh ke PKB, dirinya lebih dulu melamar ke Partai Gerindra.

"(Sebelum ke PKB) ke Gerindra. Saya enggak tahu mentoknya di mana," ujar Farhat di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jakarta, Selasa malam (17/7/2018).

Karenanya. Farhat pun lantas mengkritik rekrutmen partai pimpinan Prabowo Subianto tersebut.

"Kita di sayap partai, jangan juga terlalu lama, harus ada kepastian," kata dia.

Baca juga: Caleg Artis PKB, Farhat Abbas hingga Said Bajaj Bajuri

Ia mencontohkan, misalnya nasib rekan-rekannya sesama advokat yang tergabung dalam Advokat Cinta Tanah Air (ACTA).

"Kasian teman-teman ACTA itu hanya empat orang, padahal mereka bela mati-matian Partai Gerindra," terang dia.

Farhat juga bercerita, mengenai alasan dirinya memilih PKB, selain karena tak digubris Gerindra.

"Saya mendapatkan kemudahan dan komitmen yang tidak bertele-tele dari partai ini," kata dia.

Baca juga: KPK Periksa Farhat Abbas Terkait Kasus Miryam S Haryani

Ia tak butuh waktu lama untuk yakin dan mantap memilih partai pimpinan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin itu.

"Partai ini menjunjung pluralisme, keanekaragaman, partai Islam tapi aneka ragam dan pluralisme yang dijunjung tinggi di partai ini," kata dia.

PKB, kata Farhat, tak pernah melakukan pendekatan dengan dirinya. Ia justru yang mendaftarkan diri ke PKB.

"Saya daftar di detik-detik terakhir, dua jam sebelum ke sini (KPU) saya diterima," kata Farhat.

Baca juga: Farhat Abbas: Bandel Si Miryam

Jika lolos sebagai wakil rakyat, Farhat mengatakan akan rehat dari profesi yang telah membesarkan namanya.

"Istirahat sementara, saya politik dulu. Melihat kemajuan PKB, mudah-mudahan bisa melaju ke senayan," kata dia.

"Boleh di komisi mana saja yang penting wakil rakyat, semua komisi punya manfaat masing-masing," tambahnya.

Mantan suami Nia Daniati itu juga mengungkapkan bahwa di Pileg mendatang dirinya akan bertarung di daerah pemilihan Jawa Barat 6 meliputi Depok dan Bekasi.

"Nomor satunya pak Hanif Dhakiri dan nomor 2 saya. Ini di PKB saya diberikan kehormatan, saya diberi posisi yang bagus. Saya senang saja," kata Farhat.

Kompas TV Jelang pemilihan anggota legislatif 2019, sejumlah nama politisi dan tokoh publik berbondong-bondong pindah partai politik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com