Setelah peluncuran Palapa A1 dan A2 di Cape Canaveral Frorida, Indonesia juga mempersiapkan peluncuran satelit lanjutan.
Pesawat STS misi ke 7 Challengger membawa satelit B2. Sebagai lanjutan dari A-2, Palapa B2 bisa menjadi pengganti yang lebih baik.
Pada 18 Juni 1983, Satelit Palapa B2 akhirnya diluncurkan ke luar angkasa. Palapa B1 akhirnya bisa mengudara dan langsung dikendalikan oleh beberara stasiun pengendali di Bumi yaitu Pusat Pengendali Operasi di Elsegundo California, SPU (Stasiun Pengendali Utama) Cibinong dan Fillmore di Ventura Country sebagai back up.
Akhirnya, Palapa B1 mapan dengan baik di geostasioner pada posisi orbit 108 BT, dengan memiliki kapasitas daya satelit Palapa A, yaitu 24 transporder.
Tujuannya, untuk meningkatkan menampung kebutuhan negara ASEAN.
4. Satelit Palapa B2
Sama seperti halnya Palapa A1 yang mempunyai cadangan A2, Palapa BI juga mempunyai pendamping Palapa B2.
Palapa B2 diluncurkan dengan pesawat ulang alik Challenger pada Jumat, 3 Februari 1984. Peluncuran dilaksanakan di Cape Canaveral.
Namun, dalam perjalanannya, Satelit B2 tidak bisa mencapai orbit yang ditentukan. Salah satu penyebabnya adalah motor perigee tak berfungsi dengan baik.
Gagalnya Satelit Palapa B2 dalam mencapai orbitnya menyebabkan P1 tak mempunyai cadangan setelah Satelit Palapa A1 dan A2 habis masa beroperasinya.
Sebagai penggantinya, Pemerintah Indonesia merencanakan program lain dengan pengadaan Satelit Palapa B2 Pengganti (B2P).
5.Satelit Palapa B2P
Awalnya, satelit ini akan diluncurkan dengan Challenger pada 1986. Namun, karena pesawat Challenger mengalami ledakan di udara dan menewaskan awak pesawat, Pemerintah AS memutuskan untuk menangguhkan peluncurannya.
Akhirnya, Pemerintah RI mengubah peluncuran tersebut dan diundur pada 1987. Sistem peluncuran dilakukan secara konvensional dengan sistem roket seperti Palapa A1 dan A2 melalui roket Thor Delta.
Pada Jumat, 20 Maret 1987, Satelit B2 Penggantu (B2P) diluncurkan dengan mulus ke luar angkasa.