Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Pengamat, Ini Alasan Prabowo Masih Galau Tentukan Cawapresnya

Kompas.com - 09/07/2018, 08:34 WIB
Reza Jurnaliston,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menimbang beberapa hal sehingga muncul nama-nama di luar partai koalisinya untuk dijadikan cawapres.

Padahal, PKS sebagai partai koalisinya sudah menyatakan ada sembilan kader yang bisa dipilih untuk menjadi cawapres Prabowo.

Alih-alih mempertimbangkan mereka, Prabowo malah tampak mempertimbangkan nama lain, seperti Gubernur DKI Anies Baswedan maupun Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Baca juga: Koalisi Sembunyikan Nama Cawapres Prabowo, Tunggu Detik-detik Akhir Pendaftaran

“Pertama apakah elektabilitasnya akan meningkat, kedua apakah PKS mau membantu pembiayaan pilpres itu sendiri. Itu juga menjadi hitungan sehingga sampai saat ini tidak kunjung memutuskan siapa cawapresnya,” kata Syamsuddin saat dihubungi Kompas.com, Senin (9/7/2018).

Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris KOMPAS.com/Kristian Erdianto Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris

Sembilan kader PKS itu adalah Gubernur Jawa Barat dari PKS Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Kemudian, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Baca juga: PKS: Koalisi Lebih Setuju Usung Anies Jadi Capres

Menurut Syamsuddin, Gerindra yang sudah menyatakan capresnya adalah Prabowo harus mengingat bahwa tanpa koalisinya, PKS dan PAN, mereka tidak akan bisa maju dalam Pilpres 2019.

Oleh karena itu, opsi yang harus mereka ambil adalah memilih cawapres dari PKS atau PAN.

“Prabowo juga nggak bisa maju sendiri, butuh partai koalisi. Take and give saja. Kalau Gerindra mau ngajak PKS ya mestinya mau cawapresnya dari PKS. Logika sederhana saja sebab kalau nggak, dia tidak bisa maju juga,” kata dia.

Baca juga: Prabowo Masih Lakukan Diskusi soal Cawapresnya di Pilpres 2019

"Kecuali Prabowo ngambil PAN, pertanyaan apakah mau juga? Kemudian kalau ngajak PAN, PKS mau mendukung koalisi Prabowo dengan Zulkifli, misalnya? Ini kan belum ada yang jelas,” sambung Syamsuddin.

PKS yang mewacanakan pasangan Anies-Aher (Ahmad Heryawan) atau Anies-AHY dianggapnya hal yang lumrah dalam dunia politik.

Baca juga: Gerindra: Tak Ada Lawan Jokowi yang Setangguh Pak Prabowo

Hanya saja, PKS tetap membutuhkan koalisi yang kuat untuk mewujudkan itu. PKS dan Demokrat membutuhkan tambahan parpol sebagai koalisinya menghadapi Pilpres 2019.

“Intinya, baik PKS maupun Demokrat butuh teman koalisi jika ingin Anies jadi capres. Jadi kembali lagi kepada PKS dan Demokrat, bisa nggak mereka ajak parpol lain untuk dukung Anies-Aher, atau Anies-AHY,” ujarnya.

Kompas TV Partai Keadilan Sejahtera berbeda pendapat dengan Partai Gerindra soal peluang Anies Baswedan pada pemilihan presiden tahun 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com