JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia 2018 menyatakan, tidak ada perubahan rencana penyelenggaraan pascateror bom beberapa waktu terakhir.
Pertemuan tersebut akan diselenggarakan pada 8-14 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali.
Ketua Panitia Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 Peter Jacobs menyatakan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya telah membuat surat khusus.
Baca juga: GWK Akan Jadi Destinasi Para Delegasi di IMF World Bank 2018
Di dalam surat itu dinyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya maksimal untuk mencegah terorisme.
"Pak Luhut sudah membuat surat khusus yang menyatakan terorisme adalah sesuatu yang sudah kita lakukan berbagai macam upaya untuk mencegah," ujar Peter kepada Kompas.com di Gedung Mahkamah Agung (MA), Jakarta, Kamis (24/5/2018).
Peter menyatakan, hingga saat ini sama sekali tidak ada pembicaraan terkait mundurnya persiapan atau penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali tahun ini.
Baca juga: Wapres Kalla Optimistis Asian Games dan Acara IMF-World Bank Akan Aman
Pemerintah pun mampu memastikan keamanan selama diselenggarakannya acara-acara berskala internasional di Indonesia tahun ini.
"So far (sejauh ini) tidak ada pembicaraan kita mundur dari sini. Kita maju terus," jelas Peter.
IMF sendiri, imbuh Peter, telah menyatakan secara resmi akan terus bekerja sama dengan pemerintah Indonesia guna memastikan keamanan para peserta Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018.
IMF juga yakin pertemuan di Indonesia akan sukses karena pemerintah Indonesia telah berupaya luar biasa untuk meyakinkan keamanan selama pertemuan.
Baca juga: Luhut Klaim Persiapan Pertemuan Tahunan IMF di Bali Sudah 70 Persen
Adapun progres persiapan pertemuan tersebut saat ini sudah mencapai 75 persen. Peter menuturkan, persiapan-persiapan yang berskala besar sudah selesai.
Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 akan diikuti sekitar 17.000 peserta dari 189 negara dan sejumlah lembaga internasional.
Peserta yang hadir antara lain kepala pemerintahan, menteri keuangan, gubernur bank sentral, bankir, akademisi, jajaran lembaga internasional, hingga kalangan pengusaha dan investor. Lebih dari 20 kepala negara pun dikabarkan bakal hadir.