Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Kerusuhan Mako Brimob, Masyarakat Diharapkan Konsolidasi Lawan Terorisme

Kompas.com - 11/05/2018, 13:13 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua SETARA Institute Hendardi menilai, peristiwa kerusuhan dan penyanderaan oleh narapidana terorisme di Mako Brimob Kelapa Dua, pada Selasa (8/5/2018) hingga Kamis (10/5/2018) dinihari, menjadi sebuah peringatan bagi masyarakat untuk segera melakukan konsolidasi dalam menghadapi ancaman terorisme dan radikalisme.

"Kerusuhan di Mako Brimob harus menjadi sarana konsolidasi warga untuk selalu waspada bahwa ancaman terorisme itu nyata," ujar Hendardi kepada Kompas.com, Jumat (11/5/2018).

Baca juga: Pasca-penyerangan Mako Brimob, Polrestabes Makassar Dibanjiri Karangan Bunga

Masyarakat, kata dia, juga perlu bersama-sama melakukan revitalisasi instrumen-instrumen sosial yang ada, sebagai bentuk partisipasi aktif dalam memperkuat persatuan serta menciptakan rasa aman di dalam masyarakat itu sendiri.

Direktur Eksekutif Setara Institute Hendardi di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/9/2015).KOMPAS.com/INDRA AKUNTONO Direktur Eksekutif Setara Institute Hendardi di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (14/9/2015).

Di sisi lain, Hendardi juga berharap agar publik tak terpancing dengan permainan isu bernuansa pelecehan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) atau politisasi dari peristiwa kerusuhan tersebut.

Dengan demikian, masyarakat Indonesia bisa semakin jeli dan tak terprovokasi atas berbagai informasi yang disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu yang berniat memecah belah maupun menciptakan rasa takut di dalam masyarakat.

Baca juga: Pengacara: Aman Tak Hadir Persidangan karena Mako Brimob Belum Kondusif

Langkah-langkah itu juga mendorong masyarakat untuk tidak berkompromi dengan aksi terorisme dan radikalisme.

"Di sisi lain kepolisian harus aktif memberikan informasi tentang suatu peristiwa sehingga ruang publik tidak dipenuhi berita yang destruktif," kata dia.

Ia juga memandang bahwa peristiwa kerusuhan Mako Brimob Kelapa Dua harus menjadi bahan evaluasi tata kelola lapas khusus narapidana terorisme.

Sebab, penahanan pelaku terorisme tak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa.

Baca juga: Kerusuhan Telah Usai, Polri Perketat Pengamanan di Mako Brimob

 

Hendardi tak ingin peristiwa kerusuhan yang menewaskan 5 anggota kepolisian itu terulang kembali.

"Yang utama harus dikaji ulang adalah tata kelola lapas khusus teroris dan akselerasi kebijakan deradikalisasi untuk meminimalisir dampak kerusuhan," kata dia.

Hal itu mengingat aksi kerusuhan ini juga berpotensi membangun sel tidur kelompok-kelompok teroris lainnya untuk melakukan kejahatan yang sama atau aksi terorisme lainnya.

Kompas TV Aparat kepolisian kembali menguasai rutan di Mako Brimob Kelapa Dua Depok pada Kamis (10/5) pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com